Warga Desa Komodo Berjuang ke Jakarta, Tolak Penutupan Pulau Komodo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Warga Desa Komodo Berjuang ke Jakarta, Tolak Penutupan Pulau Komodo

Afif Farhan - detikTravel
Senin, 05 Agu 2019 16:30 WIB
Foto: (dok Istimewa)
Jakarta - Warga Desa Komodo menolak keras penutupan Pulau Komodo. Mereka sampai datang ke Jakarta, untuk bertemu pihak-pihak terkait.

Penutupan Pulau Komodo merupakan wacana yang digulirkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada bulan Januari 2019. Hingga kini, wacana tersebut masih dibahas oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Tolong Jangan Tutup Pulau Komodo

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akbar, salah seorang warga Desa Komodo bersama tokoh-tokoh Desa Komodo dan perwakilan masyarakat mendatangi Jakarta. Pada Jumat (2/8) kemarin, mereka sudah tiba di Jakarta dan bertemu Dirjen KSDAE, Wiratno.

"Kami sudah bertemu Pak Wiratno dan menyampaikan argumentasi menolak penutupan Pulau Komodo," tegas Akbar kepada detikcom, Senin (5/8/2019).

Perwakilan warga Desa Komodo bertemu Dirjen KSDAE, Wiratno (dok Istimewa)Perwakilan warga Desa Komodo bertemu Dirjen KSDAE, Wiratno (dok Istimewa)


Menurut Akbar, wacana penutupan Pulau Komodo yang dilandasi alasan konservasi adalah tidak tepat. Sebab menurutnya, warga Desa Komodo sendiri tidak pernah mengusik habitat komodo.

"Kami membentuk tim terpadu yang terdiri dari berbagai stakeholder dari peneliti komodo sampai pengusaha wisata. Hingga kini, belum ada indikasi penurunan nilai-nilai konservasi di Pulau Komodo," paparnya.

BACA JUGA: Isu Pulau Komodo Ditutup, Ini Penjelasan Jokowi

Menurut Akbar, Wiratno mendengarkan dengan seksama dan mengapresiasi kedatangan warga Desa Komodo. Akbar menjelaskan, dari aspek konservasi, sosial hingga ekonomi tidak ada hal yang mendesak yang sampai harus menutup Pulau Komodo.

"Tidak ada yang 'urgent' sehingga harus menutup Pulau Komodo. Semuanya baik-baik saja sampai saat ini," ungkapnya.

(dok Istimewa)(dok Istimewa)


Perlu diketahui, ada 2.000 jiwa penduduk di Pulau Komodo yang terbagi dalam 500 KK, 1 desa, 5 dusun dan 10 RT. Selain itu, isu Pemprov NTT ingin memindahkan warga desa ke sana ke pulau lain juga diprotes.

"Kami warga Desa Komodo sudah hidup di Pulau Komodo jauh sebelum ada taman nasional dan jauh sebelum ada negara Indonesia. Kami tidak akan pindah, karena itu rumah kami, tanah kelahiran kami," paparnya.

BACA JUGA: Isu Penutupan Pulau Komodo Sampai Diulas Media Inggris

Siang ini, Akbar dan perwakilan warga Desa Komodo yang datang ke Jakarta baru saja mendatangi Kementerian Pariwisata. Mereka bertemu staff ahli menteri pariwisata.

"Kami sampaikan semua data-data yang kami punya, kami tidak asal sembarang ngomong," katanya.

Warga Desa Komodo bertemu perwakilan Kementerian Pariwisata (dok Istimewa)Warga Desa Komodo bertemu perwakilan Kementerian Pariwisata (dok Istimewa)


Akbar juga berharap, mereka bisa menemui Presiden Jokowi untuk menyampaikan aspirasinya. Namun hingga kini, hal itu belum bisa terwujud.

"Kami datang ke Jakarta dengan uang pas-pasan dari patungan masyarakat. Kami datang ke Jakarta untuk memperjuangkan kehidupan kami," tutupnya.


(aff/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Taman Nasional Komodo Tutup?
Taman Nasional Komodo Tutup?
53 Konten
Pemprov NTT berencana menutup Taman Nasional Komodo selama 1 tahun. Didasari oleh kondisi habitat komodo berkurang akibat berkurangnya rusa. Namun rencana itu pun justru menjadi polemik.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads