Disebut mirip dengan terminal bandara, ada banyak PR yang masih perlu diselesaikan oleh Terminal Pulogebang di Jakarta Timur. Mulai dari para agen PO Bus yang membuat penumpang risih hingga mengisi terminal dengan vendor penjual, beberapa masukan umum yang dirasa perlu.
BACA JUGA: Kesemrawutan (Juga) Membayang di Terminal Pulogebang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang masih diwacanakan adalah soal tiket online. Diungkapkan Krisna, saat ini baru sekitar 50% PO Bus yang telah beralih ke sistem online. Padahal, sistem online bisa memudahkan traveler dan membuat PO Bus lebih efisien.
"Kalau di kita online belum semua, baru sekitar setengahnya 50%. Kita juga tetap mengajak mensosialisasikan supaya PO yang tingkatnya middle ke bawah juga didorong," ujar Krisna.
Penerapan sistem tiket online pun dianggap bisa menghilangkan praktek calo atau para agen PO Bus yang kerap menawarkan tiket di luar loket. Hanya saja hal itu perlu disosialisasikan pada semua pihak.
"Paradigma pola pikir karyawan PO beda, meraka takut penumpang hilang karena online. Tiket online tidak menghilangkan orang-orang ini. Mereka hanya handling passenger (agen PO Bus). Mungkin perlu edukasi yang pasti agar mereka paham," ujar Krisna.
Selain berproses menuju online, pihak pengelola Terminal Pulogebang pun berkeinginan untuk bertanya langsung dengan para penumpang terkait servis dan pelayanan selama ini.
"Kita juga ingin coba memberikan kuisioner ke penumpang kita. Dari pelayanan seperti apa, tiketnya bagaimana, itu salah satu program. Ke depan kita coba itu," pungkas Krisna.
Ditambahkan oleh Krisna, sejumlah vendor seperti KFC hingga Roti Boy telah berkeinginan untuk masuk ke Terminal Pulogebang. Semoga segera terealisasi dan Terminal Pulogebang jadi lebih nyaman bagi para traveler ke depannya.
(bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol