Tarian ini diawali dengan menghaturkan persembahan kepada Tuhan. Setelah itu binatang ayam dan bebek yang sudah disucikan dilarung ke laut.
Tak berselang lama tabuhan gamelan mulai mengalun mengiringi para ibu-ibu yang memakai kebaya putih dipadukan kamen kuning atau oranye. Mereka menari dengan gemulai mengikuti iringan gamelan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah satu turis asal Prancis, Laure mengaku terkesan dengan tarian massal ini. Dia mengaku kagum dengan pesona budaya di Indonesia.
"Tariannya bagus, kostumnya juga apik, tadi saya juga diberi tukik untuk ikut melepasnya ke laut. Sangat keren, terima kasih," ujar Laure yang berlibur ke Indonesia selama sebulan penuh ini, Minggu (6/10/2019).
BACA JUGA: 7 Keindahan Nusa Penida
Acara Nusa Penida Festival ini digelar pada 5-8 Oktober 2019. Selama festival berlangsung acara dimeriahkan dengan musik hingga lomba tradisional maupun live DJ.
Traveller juga bisa mencicipi makanan tradisional khas Nusa Penida yang bernama ledok atau bubur yang berbahan dari ketela. Traveller juga bisa berbelanja tenun hingga asesoris di festival ini.
Pembukaan festival ini dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, Wagub Bali Tjokorda Oka Ardhana Sukawati (Cok Ace), staf ahli Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, dan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Suwirta menuturkan prosesi mempersembahkan banten sebagai bentuk syukur.
"Kita selalu ngaturaken pekelem (larung laut), disetiap tengah-tengah festival kita selalu disertai tarian sakral, dulu rejang renteng, rejang dewa, baris jangkang, dan sebagainya. Semua tari sakral karena ini sebagai bagian ngaturaken pakelem dan sebagai bagian ke penguasa alam agar kita diberikan kekuatan alam, kebetulan nyambung dengan visi gubernur Bali nangun sat kerthi loka Bali salah satunya membersihkan menjaga alam terutama segara atau samudra itu sendiri, kita juga mendukung pergub tentang pelestarian tari sakral sehingga tarian sakral tadi mengiringi pekelem yang kita aturkan tadi," jelasnya.
![]() |
Dia menambahkan festival ini sebagai ajang promosi wisata di Nusa Penida. Diharapkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik makin meningkat.
![]() |
"Kita mempertahankan label Nusa Penida dengan KSPN, KKP, dan sebagainya. Kemudian kita pertahankan dan tingkatkan dan kita lakukan rebranding terus jangan sampai kita turun promosi. Harapan kunjungan lebih ramai dan kesejahteraan masyarakat, tinggal bagaimana masyarakat Nusa Penida bersyukur, selalu ingat sepi walaupun dalam keadaan ramai," pesan Suwirta.
BACA JUGA: Nusa Penida yang Selalu Mempesona
(ams/aff)
Komentar Terbanyak
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen