Jadi Nakhoda Kapal Labuan Bajo Harus Serba Bisa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jadi Nakhoda Kapal Labuan Bajo Harus Serba Bisa

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Sabtu, 12 Okt 2019 17:20 WIB
Kapal pinisi di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Sunandi Mimo/detikcom)
Jakarta - Tak hanya mengendalikan kapal agar tak oleng, para kapten kapal pinisi Labuan Bajo harus berkemampuan lebih dari itu. Bercanda dengan tamu contohnya.

Ya, mereka harus serba bisa, sebagaimana dijelaskan oleh Agus Henriawan, kapten kapal Arfisyana Indah. Tujuan utamanya adalah bikin tamu merasa nyaman.

"Saya baru setahun menjadi kapten kapal motor. Kalau kerja di kapal wisata sudah tiga tahun dan selebihnya di kapal biasa," kata Agus mengawali pembicaraan. Ia baru berumur 24 tahun dan berasal dari Sumbawa, NTB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan bahwa kapal-kapal pinisi yang ada di Labuan Bajo berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dalam obrolan dengan guide kami di waktu lain disebutkan bahwa butuh waktu berhari-hari untuk menyeberang hingga sampai di perairan Taman Nasional Komodo.

Agus Henriawan, kapten kapal Arfisyana Indah (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)Agus Henriawan, kapten kapal Arfisyana Indah (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Kata Agus, kamu yang mau memesan kapal pinisi harus berjarak satu bulan atau satu minggu sebelum keberangkatan. Kamu bisa memesan lewat agen travel atau langsung ke perusahaan kapal.

Apa suka duka menjadi awak kapal pinisi? Nah di sinilah Agus menceritakan perannya yang tak hanya menjadi operator kapal.

"Sukanya kalau kita bisa ketawa dan makan bareng," ujar Agus.




"Kalau sedang ada gelombang di perasaan gimana gitu. Kapal oleng atau goyang dan tamu tanya kenapa demikian, kami sudah mau stabilin tapi nggak bisa karena hujan dan angin. Jadi kita harus kasih semangat ke tamu biar nggak panik," imbuh dia menerangkan.

Sebagai seorang kapten kapal harus bisa meramal keadaan alam hingga cuaca. Faktor bulan dan arus laut adalah hal utama dalam pelayaran di Labuan Bajo.

Jadi Nakhoda Kapal Labuan Bajo Harus Serba BisaAlat navigasi di kapal (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

"Kalau orang kapal nggak bisa lanjut ya memang nggak bisa lagi. Bulan 12 sampai ke-3 itu cuaca buruk sekali, dari bulan ke-5 sampai 11 cuaca mendukung dan ada sela untuk berlayar," jelas Agus.

Labuan Bajo memiliki arus yang sangat kencang. Maka, sebagai kapten harus bisa pula memprediksi air arus turun hingga naik.




"Kalau arus turun itu untuk ke Padar. Kalau sudah naik kita nggak bakal bisa lolos. Jamnya mulai dari 03.00-21.00 arus turun. Setelah itu dari jam 22.00-03.00. Seperti itu polanya," kata dia.

Kapal yang dinakhodai Agus menawarkan servis dan kebersihan yang terjaga. Ya sekali lagi agar para tamunya merasa nyaman.

"Kita juga ajak bercanda biar nggak terlalu stress di laut. Kalau ada yang stress atau mabuk laut kita kasih obat dan kita cari perairan yang tenang agar nggak terlalu goyang kapalnya," pungkas dia.





(msl/msl)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Lihat Komodo Rp 14 Juta?
Lihat Komodo Rp 14 Juta?
26 Konten
Ada wacana Pulau Komodo bakal diolah dengan konsep eksklusif. Rencananya harga tiket masuk ke Pulau Komodo akan dijadikan Rp 14 juta per orang dalam bentuk membership tahunan yang bersifat premium.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads