Siapa yang tak mengenal objek wisata Taman Sari? Destinasi yang berada di kawasan Keraton Yogyakarta ini terus bersolek untuk memanjakan wisatawan yang berkunjung, khususnya wisatawan mancanegara.
Salah satunya adalah dengan standardisasi toilet berkelas internasional. Bukan tanpa alasan, tak sedikit wisatawan terutama turis mancanegara yang mengeluhkan kondisi toilet di Taman Sari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sutantio bercerita, cukup banyak turis mancanegara yang berwisata ke Taman Sari. Khusus untuk high season pada bulan Juni-September, jumlah turis ke Taman Sari rata-rata 500 orang per hari yang mayoritas berasal dari Eropa. Belum ditambah wisatawan lokal yang rata-rata 3.500 orang per hari.
Sebetulnya fasilitas toilet umum sudah ada, termasuk penduduk di kampung Taman Sari yang juga menyewakan toilet. Namun dari segi jumlah dan standarnya belum memenuhi kebutuhan.
"Salah satu yang harus ada bagi turis mancanegara, toiletnya itu toilet duduk, bukan jongkok. Bagi turis, toilet jongkok itu ternyata masih asing," ujar Sutantio.
Tahap awal ini, pihaknya bekerja sama dengan operator berbasis aplikasi untuk renovasi sekaligus pengelolaan toilet.
"Untuk sementara ini dua titik, dalam waktu dekat kami ajukan lagi tiga titik toilet standar internasional," ucapnya.
![]() |
CSO Jamban, Anggie Ariningsih, mengatakan pihaknya merenovasi toilet yang sudah eksisting. Selain kebersihan dan interior yang standar internasional, juga tersedia fasilitas seperti wifi, layar monitor untuk space iklan, dan musik.
Untuk menggunakan toilet, wisatawan memakai aplikasi lewat ponsel berbasis Android. Pembayaran tidak dengan uang tunai, melainkan memakai koin yang nantinya akan memperoleh nomor pin untuk bisa membuka pintu toilet.
"Baru di-launching hari ini, di Yogya. Jadi fasilitas umum yang sudah eksisting kami reovasi, terutama di temmpat wisata yang toiletnya kurang memadai. Kami baru mulai, ada 10 unit di Yogyakarta, nanti akan kami kerja sama dengan pengelola dan Dinas Pariwisata," ujar Anggie.
![]() |
Kasubbag Umum Dinas Pariwisata DIY, Rahmat Suabadi, mengatakan pihaknya menggandeng berbagai pihak untuk menggenjot pembenahan toilet standar internasional di sejumlah objek wisata, terutama di kampung atau desa wisata.
"Sekarang bangun di (Desa Wisata) Mangunan, (Tebing) Breksi. Di (Gunung Api Purba) Nglanggeran sudah kasih bantuan 80 homestay dengan toilet internasional, per homestay subsidi Rp 5 juta, ternyata penduduk tambahin sendiri, ada yang bikin baru dan ada yang rehab," katanya.
"Standar internasional itu toiletnya mesti harus ada yang duduk meski masih ada yang jongkok, kamar mandi pakai shower, bersih, kering, wangi dan ada tisu, sabun," sambung Rahmat.
Dinas Pariwisata berharap dengan ragam fasilitas semakin banyak wisatawan yang berkunjung.
"Kami kan di pariwisata, wisatawan juga sering mengeluhkan jika ada toilet bau dan kotor. Setelah toilet sudah bagus, nanti bisa kerja sama di pengelolaan. Berbasis aplikasi bisa dipertimbangkan ke depan mungkin ke pegelolaannya," ucapnya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!