Amsterdam terganggu dengan over tourism atau pariwisata yang berlebihan. Untuk menguranginya, Amsterdam mewacanakan larangan penjualan ganja kepada turis.
Over tourism menjadi masalah utama kota Amsterdam, Belanda. Segala upaya dilakukan agar kota ini tidak rusak karena terus-menerus menjamu turis dalam jumlah besar.
Amsterdam memang memiliki banyak pilihan wisata. termasuk menghalalkan hal-hal yang dilarang di negara lain. Sebagai contoh, red light district yang menjajakan etalase pekerja seks komersial (PSK) yang berpose semitelanjang dan ganja.
Untuk masalah pertama, ditambah alasan ulah turis yang tidak menghormati pekerja seks di red light district, kawasan itu akan segera ditutup untuk wisatawan.
Selain itu, pemerintah kota Amsterdam, seperti dikutip The Sun, Minggu (16/2/2020), berencana untuk melarang penjualan ganja untuk turis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Femke Halsema, wali kota Amsterdam, menugaskan peneliti untuk melihat dampak pelarangan ganja kepada turis.
Ya, ganja menjadi alasan utama turis datang ke Amsterdam. Hal ini dibuktikan dengan adanya survey dari 100 turis yang datang ke Amsterdam.
Survey ini dilakukan oleh Departemen Riset, Informasi dan Statistik. Dari data diketahui bahwa 42 turis akan mengurangi kunjungan ke Amsterdam jika ganja dilarang.
Sebanyak 12 persen mengatakan bahwa mereka tidak akan mengunjungi Amsterdam lagi jika tak ada ganja untuk wisatawan. Sementara itu, satu dari limaorang koresponden akan meminta orang lain membelikan ganja untuknya.
Baca juga: Belanda Bukan Lagi Holland |
Ada pula 18 persen koresponden yang berusaha untuk membeli ganja dengan cara lain. Kalau dipresentasikan, lebih dari setengah turis datang ke Amsterdam hanya untuk menghisap ganja di kedai kopi.
Hanya sebelas persen yang datang karena kehidupan di kota ini murah. Ada pula 21 persen yang datang ke Amsterdam karena kota ini ramah pesepeda.
Ada 17 juta turis yang datang setiap tahunnya ke Amsterdam, sedangkan kota ini hanya punya 1 juta penduduk lokal. Meski hidup dari pariwisata, namun Amsterdam tak ingin kotanya rusak.
Masih menjadi pertimbangan, namun nampaknya Amsterdam serius untuk mengurangi turis. Menurutmu bagaimana, traveler?
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum