Profesi pramugari memang memiliki standar berat badan yang ideal. Sampai-sampai ada pramugari yang dipecat karena berat badannya kelebihan 0,7 Kg!
Seperti dilansir dari News Australia, Senin (24/2/2020), seorang pramugari Malaysia Airlines dipecat karena berat badannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di bawah kebijakan perusahaan, pramugari harus memastikan index massa tubuh mereka dalam kategori "sehat".
Pramugari bernama Ina Meliesa Hassim ini dipecat padahal telah bekerja di maskapai Malaysia Airlines selama 25 tahun. Dengan tinggi badan yang mencapai 160 cm, idealnya (menurut Malaysia Airlines) berat badannya tidak boleh lebih dari 61 kg. Namun Ina memiliki berat badan 61,7, sehingga akhirnya dia dipecat.
Ina pun telah membawa permasalahan ini ke jalur hukum. Namun pengadilan Malaysia justru berpihak kepada maskapai yang memecat Ina.
"Pengadilan meyakini bahwa perusahaan telah memberikan penggugat banyak peluang dan kesempatan untuk mematuhi kebijakan perusahaan. Bahwa meskipun ada peluang, namun, penggugat telah konsisten gagal mencapai bobot optimalnya," kata ketua pengadilan Syed Noh Said Nazir.
Menurut Syed, maskapai penerbangan sudah menjelaskan secara gamblang terkait peraturan yang diterapkan kepada pramugari mengenai berat badan. Bagaimana pramugari dapat mempertahankan citranya di dalam maskapai premium.
"Sebagai awak kabin, selain mempertahankan penampilan yang ditetapkan oleh perusahaan, Anda juga bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan penumpang kami saat dalam penerbangan," kata pihak Maskapai kepada staff dalam memo pada tahun 2015.
"Menjadi garda terdepan berseragam, awak kabin memberikan citra yang tak terlupakan di benak para tamu kami yang berharga. Karena alasan inilah, perusahaan mempertimbangkan umpan balik yang diterima pelanggan kami pada citra kru, dan bahkan penampilan awak kabin dimasukkan sebagai salah satu atribut dalam survei pengalaman penerbangan penumpang yang diberikan setiap bulan," lanjut maskapai.
Pihak Malaysia Airlines mengatakan kepada pengadilan bahwa Ina telah gagal mencapai berat badan optimal saat melakukan penimbangan yang telah dijadwalkan. Pihak maskapai juga mengatakan bahwa mereka telah memberikan penawaran pada Ina untuk melakukan konsultasi dengan dokter penerbangan. Menurut Free Malaysia Today, Ina telah berulang kali gagal memenuhi persyaratan berat badan maskapai penerbangan, di bawah program selama 18 bulan.
Namun, Ina mendapatkan dukungan dari Persatuan Nasional Petugas Penerbangan Malaysia (Nufam). Mereka menyerukan keadilan setelah pemecatan yang dinilai tidak berperikemanusiaan terhadap Ina.
"MAB (Malaysia Airlines Berhad) tidak boleh merasa bangga atas keputusan pengadilan, karena hanya mencerminkan buruk pada maskapai itu sendiri, menunjukkan bagaimana maskapai penerbangan internasional telah melakukan praktik diskriminatif, sementara pada saat yang sama menyebut karyawan kru kabin mereka yang kelebihan berat badan tidak lagi dibutuhkan," kata pihak Nufam.
Nufam juga mempertanyakan jika maskapai terus mempekerjakan awak kabin yang muda yang ramping, maka apa yang akan terjadi jika tubuh mereka melampaui batas di tahun-tahun mendatang. Termasuk jika pramugari tersebut dalam keadaan hamil.
"Bagaimana awak kabin perempuan mempertahankan berat badan ideal maskapai jika mereka hamil nanti? Akankah maskapai memecat mereka juga?," tambah pihak Nufam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemecatan Ina sebenarnya terjadi pada April 2017. Ina mengajukan pengaduannya pada September 2017 dan mendapatkan hasil pengadilan pada 14 Februari lalu.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!