Maskapai Selandia Baru PHK 3.750 Karyawan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Maskapai Selandia Baru PHK 3.750 Karyawan

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Selasa, 17 Mar 2020 05:47 WIB
AUCKLAND, NEW ZEALAND - FEBRUARY 05: Air New Zealand flight NZ1942 touches down at Auckland International Airport after departing from Wuhan, China on February 5, 2020 in Auckland, New Zealand. Flight NZ1962 departed Wuhan on Wednesday carrying 198 passengers, including five pilots, 11 cabin crew, and medical engineering staff. The majority of passengers New Zealand or Pacific Island nationals and will be quarantined for 14 days at Whangaparaoa military base, just north of Auckland, while the 35 Australian passengers will be transferred directly from Auckland to Christmas Island for quarantine. The death toll from coronavirus in China has now passed 490, while there are now more than 24,000 confirmed cases on the mainland. There are no confirmed cases of the virus in New Zealand, while Australia today confirmed a 13th case. (Photo by Dean Purcell-Pool/Getty Images)
Foto: Getty Images/Pool
Auckland -

Maskapai asal Selandia Baru, Air New Zealand akan mengurangi jumlah karyawannya sebesar 30 persen. Dengan kondisi jumlah total karyawan mencapai 12.500 orang, berarti ada 3.750 orang yang bakal kehilangan pekerjaannya

CEO Air New Zealand, Greg Foran, seperti dilansir dari News Hub, Senin (16/3/2020) mengonfirmasi kabar ini dan menyatakan kalau perusahaannya tengah mengalami kerugian yang cukup besar gara-gara wabah virus Corona.

"Salah satu kenyataan pahit yang kami hadapi adalah bahwa kami membutuhkan lebih sedikit pesawat karena sebagian besar tujuan internasional kami dihentikan," ujar Foran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air NZ menghentikan 80 persen rute penerbangan internasionalnya, antara lain rute penerbangan Auckland dengan Chicago, San Francisco, Houston, Buenos Aires, Vancouver, Tokyo Narita, Honolulu, Denpasar dan Taipei mulai 30 Maret sampai 30 Juni. Rute London-Los Angeles juga dihentikan pada 16 Maret 2020 ini.

Untuk mengurangi beban perusahaan, dia menyarankan karyawan untuk mengambil cuti tahunan, cuti panjang, atau cuti tanpa bayaran jika memungkinkan. Foran mengatakan maskapainya mungkin akan butuh waktu lebih dari setahun untuk memiliki kapasitas penerbangan yang sama saat seperti sebelum wabah virus Corona muncul.




(ddn/rdy)

Hide Ads