Diintip detikcom dari CNN, Presiden Macron memerintahkan seluruh masyarakat Prancis untuk berdiam diri di rumah selama 15 hari ke depan.
Perjalanan hanya akan diizinkan untuk warga yang memiliki alasan penting dan darurat. Kebijakan ini guna meminimalisir kontak antar masyarakat.
"Hanya perjalanan penting yang boleh dilakukan seperti belanja kebutuhan, ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan dan perjalanan menuju kantor yang dikhususkan bagi pegawai yang tidak bisa bekerja di rumah," ujar Macron dalam pidatonya.
Presiden Macron tak main-main. Keputusan ini disertakan dengan 100 ribu aparat yang dikerahkan untuk memantau masyarakat. Kalau ada warga yang kedapatan tidak patuh akan dikenakan sanksi dan denda sebesar 135 euro atau sekitar Rp 2,2 juta.
Sebelumnya Prancis sudah menutup beberapa fasilitas umum seperti bar, restoran, bioskop dan sekolah. Namun masih ada saja warga yang mengabaikan peraturan tersebut.
Ini mengapa, aparat diturunkan untuk mengatur kebijakan baru. Keputusan ini juga berpengaruh pada penundaan pemilihan daerah yang akan dilangsungkan pada 21 Juni mendatang.
"Bahkan ketika petugas medis memperingatkan tentang gawatnya situasi, kami melihat masih banyak orang yang berkumpul di taman, pasar yang ramai, restoran dan bar. Mereka tidak melaksanakan perintah penutupan," jelas Presiden Macron.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Polisi Mediasi