Hikmah Corona, Penyu Langka Kembali ke Phuket

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hikmah Corona, Penyu Langka Kembali ke Phuket

Bonauli - detikTravel
Selasa, 21 Apr 2020 12:15 WIB
Ilustrasi tukik belimbing
Ilustrasi tukik (Getty Images/iStockphoto/Herve06)
Phuket - Laut yang eksotis membuat Phuket dijuluki sebagai Mutiara Andaman. Karena ada wabah virus Corona, Phuket tak lagi kedatangan turis tapi penyu langka.

Penyu belimbing menjadi yang terbesar dari jenis penyu lainnya. Ukurannya mencapai 180 cm dengan berat 500 kg.

Satwa ini masuk dalam daftar spesies rentan punah oleh Internasional Union for Conservation of Nature. Thailand sendiri memasukkan penyu belimbing sebagai spesies terancam punah ke dalam daftarnya.



Hal ini dipicu oleh semakin sedikitnya penyu belimbing yang kembali untuk bertelur. Faktornya tentu saja dari aktivitas manusia di pinggir pantai. Phuket yang menjadi rumah bertelur dari penyu belimbing kian ramai oleh turis. Pantai-pantai Phuket sesak dengan wisatawan.

Padahal penyu membutuhkan suasana yang tenang untuk bertelur. Tak boleh ada cahaya, suasana harus sangat gelap. Belum lagi pencurian telur-telur penyu oleh manusia. Wajar jika spesies ini semakin langka.

Penyu belimbing tak selalu bertelur tiap tahun. Masa bertelurnya 2-3 tahun sekali. Dalam satu musim kawin, penyu betina bisa bertelur 4-5 kali. Semenjak ada wabah Corona, Phuket memutuskan untuk lockdown. Semua kegiatan wisata terhenti, turis pulang ke negaranya dan warga tetap diam di rumah.

Pantai Phuket yang senyap rupanya mengundang kembali penyu-penyu belimbing untuk bertelur. Ada 11 sarang penyu yang ditemukan oleh pihak berwenang sejak November lalu. Jumlah ini adalah yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir.



"Ini adalah pertanda bagus bagi kami karena banyak area pemijahan yang hancur karena manusia," ujar Direktur Pusat Biologi Laut Phuket Kongkiat Kittiwatanawong.

Menurutnya, tahun lalu Phuket tak memiliki sarang sebanyak ini. Namun karena adanya pandemi virus Corona, penyu-penyu kembali untuk bertelur.

Akhir Maret lalu staf taman nasional di selatan Provinsi Phang Nga menemukan 64 tetasan setelah dipantai selama 2 bulan.


(bnl/ddn)

Hide Ads