Wisata Arung Jeram Rugi Rp 6,9 Miliar, Hanya Mampu Bertahan 3 Bulan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Arung Jeram Rugi Rp 6,9 Miliar, Hanya Mampu Bertahan 3 Bulan

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 23 Apr 2020 12:49 WIB
Arung Jeram di Pekalongan
Industri arung jeram cuma memiliki waktu ebrtahan selama tiga bulan. (Robby Bernardi/detikcom)
Jakarta -

Virus Corona telah melumpuhkan wisata arung jeram. Tercatat kerugiannya mencapai sebesar Rp 6,9 miliar dan diprediksi hanya dapat bertahan selama tiga bulan.

Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) merilis data hasil survei operator arung jeram se-Indonesia yang menunjukkan kerugian industri mencapai Rp 6,9 miliar dalam kurun waktu Maret sampai Juni 2020. Angka ini diprediksi lebih besar sebab operator yang melapor melalui survei hanyalah 50 dari total lebih dari 200 operator arung jeram.

Ketua FAJI, Amalia Yunita, mengatakan kepada detikcom, Rabu (22/4/2020), kerugian ini diakibatkan pembatalan pesanan paket wisata arung jeram oleh konsumen akibat pandemi Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi sebenarnya bulan Maret itu banyak yang dibatalkan yang sudah booking. Karena memang harus tutup dan kita juga tidak mau memperparah kondisi ini (Corona)," ujar Amalia.

Amalia juga menjelaskan wabah virus Corona itu memaksa industri arung jeram telah melewatkan momen kunjungan wisatawan yang ramai. Momen itu tak hanya terjadi saat liburan tengah atau akhir tahun tetapi juga di awal tahun.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita ada season-nya. Kalau kayak operator-operator di Jawa, di Sumatera, selain di Bali, itu mereka ramainya menjelang bulan puasa. Karena, banyak kliennya kan perusahaan-perusahaan. Biasanya, sebelum puasa itu mereka ada outing, ada gathering awal tahun. Terus lebaran, liburan ramai lagi. liburan sekolah Juli, kemudian bulan Oktober itu perusahaan banyak ngabisin anggaran untuk outing, terus Desember karena liburan. Jadi ada situasi turun naiknya seperti itu," ia menjelaskan.

Dari data survei juga terlihat nilai pembatalan paling banyak berkisar antara Rp 11-50 juta pada setiap operator. Dalam kondisi normal, operator arung jeram ini dapat menjual lebih dari 1000 paket dengan penghasilan kurang dari Rp 500 juta selama setahun. Memang, sebanyak 94 persen dari operator arung jeram adalah usaha mikro dan kecil.

Untuk menekan angka kerugian akibat tak adanya pemasukan, industri arung jeram juga telah merumahkan setidaknya 7.804 karyawan. Mereka yang dirumahkan ini statusnya adalah cuti tanpa dibayar (unpaid leave). Sementara itu bagi karyawan kontrak, sejak awal pandemi ini sudah langsung diberhentikan.

Kendati demikian, mayoritas operator arung jeram menyatakan mereka hanya mampu bertahan maksimal selama 3 bulan. Saat ini industri masih menanti stimulus yang dijanjikan pemerintah. Untuk para karyawan juga sudah mendaftarkan diri mendapatkan kartu pra kerja akan tetapi Amalia mengatakan 99 persen karyawan gagal mendapatkan kartu ini di pendaftaran gelombang pertama.




(pin/ddn)

Hide Ads