Tikus-tikus Menginvasi Jalanan Jepang yang Sepi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tikus-tikus Menginvasi Jalanan Jepang yang Sepi

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 28 Apr 2020 18:45 WIB
TOKYO, JAPAN - APRIL 07: A nightlife entertainment street usually busy with customers is seen empty in Tokyos Ginza district on April 07, 2020 in Tokyo, Japan. Japans Prime Minister Shinzo Abe declared a state of emergency on Tuesday to take effect from Wednesday for Tokyo and six additional prefectures, enabling prefectural governors to take stronger preventive measures against the spread of coronavirus, from instructing people to stay at home except for urgent matters to restricting the operation of schools and facilities. (Photo by Christopher Jue/Getty Images)
Kawasan Kabuki-cho di Tokyo, Jepang (Getty Images/Christopher Jue)
Tokyo -

Semakin hari, semakin banyak saja hewan-hewan yang berkeliaran di kawasan perkotaan setelah penerapan aturan jaga jarak sosial atau lockdown diberlakukan. Kali ini ada tikus-tikus yang mulai bermunculan di jalanan Jepang, usai Perdana Menteri Shinzo Abe meminta para gubernur menutup berbagai jenis bisnis dan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah.

Dilansir detikcom dari Channel News Asia, Selasa (28/4/2020), di distrik yang terkenal akan kehidupan malamnya, Kabukicho Tokyo, tikus-tikus berkeliaran di jalan-jalan yang sebagian besar kosong di malam hari. Sebelum Corona, kawasan ini dipenuhi bar dan tempat hiburan dewasa yang ramai aktivitas manusia.

Kawasan Red Light District Kabukicho di Kota Tokyo, JepangKawasan Red Light District Kabukicho di Kota Tokyo, Jepang (Johanes Randy/detikcom)

Pemandangan serupa juga terjadi di distrik hiburan di kota barat daya Kitakyushu. Stasiun televisi NHK menyiarkan video puluhan tikus berlarian di jalanan yang sepi. Mereka berlari di antara gedung-gedung dan mencari makanan dari tempat-tempat sampah di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Restoran ditutup dan sampah untuk tikus makan habis, jadi mereka mencari makanan," kata pejabat Asosiasi Pemusnahan Tikus, Tsutomu Tanikawa.

"Jumlah orang semakin sedikit, dan ketika tikus lapar, mereka menjadi kurang waspada terhadap manusia. Ini bukan hanya masalah Jepang, itu terjadi di seluruh dunia," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi pejabat kesehatan Kota Kitakyushu, Takao Koezuka mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada peningkatan keluhan masyarakat tentang tikus yang berkeliaran di kota.

Sebelumnya, ancaman invasi tikus ini juga pernah terjadi di Jepang pada Oktober 2018 ketika otoritas Jepang hendak menutup pasar Tsukiji di Tokyo. Pasar ini merupakan pasar ikan tertua di dunia dan menjadi destinasi wisata.

Penutupan ini memicu prediksi bahwa gerombolan tikus akan berlarian menuju daerah perbelanjaan Ginza di bagian atas. Menanggapi hal itu, para pedagang dan pihak berwenang melakukan operasi pemusnahan massal dan diklaim berhasil.

Tikus-tikus itu sendiri dapat membawa penyakit. Meskipun menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, belum ada bukti yang menunjukkan hewan memainkan peranan penting dalam penyebaran virus Corona.


Hide Ads