Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta mulai beraktivitas kembali. Mereka berjualan karena tidak memiliki pemasukan dan sultan telah memberi izin.
Pantauan detikcom pukul 11.00 WIB, suasana di kawasan Malioboro tampak lengang. Kendati demikian, tampak beberapa PKL yang sedang bersiap-siap menggelar lapak dagangannya.
Tak hanya 1 atau 2 PKL, tampak puluhan pedagang melakukan persiapan. Bahkan, sejauh mata memandang para PKL di Malioboro sudah beraktivitas kembali, baik penjual makanan, minuman, pakaian hingga aksesori.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya seperti Yudi (35), pedagang pakaian ini mengaku baru berjualan kembali sejak kemarin, Minggu (7/6/2020). Yudi mengungkapkan tidak memiliki pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya mulai tutup itu tanggal 24 Maret dan baru buka lagi kemarin (Minggu)," katanya saat ditemui di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin (8/6/2020).
"Alasannya buka karena di rumah tidak ada kegiatan dan otomatis kan tidak ada pendapatan juga. Apalagi sultan sudah mengizinkan, jadi ya mending jualan lagi," lanjut Yudi.
![]() |
Meski mulai beraktivitas lagi, Yudi mengaku jarang berjualan hingga malam hari. Kawasan Malioboro masih saat ini masih sepi wisatawan.
"Kalau normalnya saya jualan sampai jam 10 malam, kalau sekarang tidak tentu, kadang sore sudah tutup atau setelah isya tutup. Karena saat ini masih sepi pembeli," ucapnya sembari menata lapak dagangannya.
PKL lainnya, Irham (35), mengatakan bahwa hari ini adalah hari ketiga dia membuka lapaknya. Sama seperti Yudi, Irham mengaku mulai berjualan agar mendapat pemasukan.
"Baru 3 hari ini buka, alasannya buka karena tidak ada pemasukan mas, kan dari Maret libur. Jadi ya dari pada nganggur mending cari uang saja," ujarnya.
![]() |
Irham mengaku jika dagangannya mulai laku sejak hari kedua buka. Sedangkan hari ini, dia menyebut masih sepi pembeli.
"Hari pertama (jualan) itu kurang laku, hari kedua itu omzet sudah Rp 500 ribu dan kalau hari ini belum laku-laku," ucapnya.
Dia menambahkan, bahwa dia berjualan dari jam 10 pagi hingga jam 8 malam. Dalam berjualan dia mengaku menerapkan protokol kesehatan.
"Setiap ada pembeli ya saya menerapkan jaga jarak, terus kalau dapat uang itu saya langsung cuci tangan mas," katanya.
![]() |
Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X secara bertahap akan menggeliatkan lagi perekonomian di tengah pandemi COVID-19. Pemerintah mengizinkan pedagang di Malioboro untuk beroperasi kembali.
"Ya secara bertahap toh (menggerakkan perekonomian di DIY), kan sing teko yo urung karuan ono (kan yang datang ke DIY juga belum tentu ada), wong semua masih merah (penularan COVID-19 masih terjadi), masih PSBB," ucap Sultan kepada wartawan saat di Kantor DPRD DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Rabu (3/6).
Apalagi, Ngarsa Dalem menyebut tidak melarang para pedagang kaki lima Malioboro untuk kembali beraktivitas di kawasan Malioboro. Namun, Ngarsa Dalem meminta para pedagang untuk betul-betul menerapkan protokol kesehatan.
"Ya asal pakai jarak (yang berjualan) kan tidak ada masalah. Jadi ya silakan (berjualan) asal dia (pedagang) memenuhi persyaratan protokol kesehatan," ucapnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan