Lutz -
Di era pandemi virus Corona seperti sekarang, kaum nudis di Amerika Serikat juga ikut kena dampaknya. Meski boleh tetap telanjang, tapi mereka wajib pakai masker.
Di Amerika Serikat, kaum nudis diberi tempat dan ruang untuk hidup. Bahkan, di sana ada resort mewah khusus untuk kaum nudis. Tepatnya di Lake Como Family Nudist Resort yang berada di kota Lutz, negara bagian Florida.
Selama masa pandemi Corona, resort khusus buat kaum nudis ini terpaksa harus tutup. Tapi perlahan-lahan, seiring dilonggarkannya larangan berpergian, resort ini akan buka kembali untuk para peminatnya.
"Kami berada di fase pertama dari empat fase rencana pembukaan kembali resort, saat fase keempat semuanya sudah kembali normal. Tapi kapan kita akan ke sana, tidak ada yang tahu," ujar Mike Kush, Direktur Marketing Lake Como, seperti dikutip detikTravel dari Washington Post.
Seperti layaknya industri pariwisata lainnya, resor khusus buat kaum nudis juga terkena dampak hebat dari wabah virus Corona. Banyak tamu yang membatalkan rencana liburannya. Banyak juga acara kumpul-kumpul kaum nudis yang dibatalkan.
Termasuk di antaranya, event tahunan terbesar mereka yaitu kompetisi lari telanjang dengan tajuk 'Dare to Go Bare 5K Run' yang sudah sangat terkenal di Amrik.
Hampir semua penganut kaum nudis di AS, memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka daripada liburan ke resort. Hal itu menyebabkan kerugian yang cukup besar diderita oleh pengelola resort.
"Tidak ada yang tahu berapa uang yang hilang tahun ini karena kebijakan karantina dan tetap di rumah saja," kata Eric Schuttauf, Direktur Eksekutif American Assosiation of Nude Recreation.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang dilakukan kaum nudis di era Corona?
Apa yang Dilakukan Kaum Nudis di Era Corona?
Jika resort buat kaum nudis masih ditutup, lantas kegiatan apa yang biasanya dilakukan kaum nudis selama di rumah saja?
Roe Ostheim, wanita berusia 72 tahun ini, menceritakan kegiatan sehari-harinya sebagai kaum nudis. Seperti biasa, dia menghabiskan waktu untuk main tenis, golf bahkan mengendarai sepedanya.
Semuanya tentu dilakukan Roe dengan telanjang bulat. Tapi di era Corona sekarang ini, Roe diwajibkan untuk pakai masker.
"Saya merasa lebih aman di rumah daripada di tempat lainnya," Roe menjelaskan.
Teman Roe yang juga nudis, Carolyn Hawkes (77) juga tetap melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasa. Tapi, Carolyn merasa sedikit aneh dengan situasi sekarang. Sekarang, Carolyn tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya. Padahal dulu, dia sering mengundang temannya buat main ke rumah.
"Saya tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumah saya," ujar Carolyn.
Sesuai anjuran dari Gubernur Florida, Ron De Santis yang meminta warganya untuk tetap di rumah saja, Carolyn pun menaati anjuran tersebut.
"Saya bisa menghabiskan waktu di rumah saja, tanpa memakai baju dan tidak merasakan stress di sini," ujar Carolyn.
Nasib Kaum Nudis di Era Corona
Meski tidak pernah pakai baju, jangan salah sangka terhadap kaum nudis. Kantong mereka rupanya cukup tebal. Diperkirakan ada 2,2 juta kaum nudis yang liburan ke resort, pantai dan juga berlayar di kapal pesiar khusus kaum nudis.
Menurut studi yang dilakukan oleh Saint Leo University di tahun 2017, potensi ekonomi dari kaum nudis mencapai US$ 7 miliar. Jika dirupiahkan, nilainya mencapai Rp 98,5 triliun.
Ketika dihadapkan dengan wabah virus Corona seperti sekarang, rupanya menurut pendapat para ahli, gaya hidup telanjang kaum nudis tidak lebih berbahaya dibandingkan dengan orang yang memakai baju lengkap ketika berhadapan dengan virus Corona, alias tidak berefek banyak apakah kamu memakai baju atau tidak.
"Saya tidak melihat mengenakan pakaian sebagai faktor yang menimbulkan resiko. Itu tergantung dengan apa yang kamu lakukan dan bagaimana kamu menjaga jarak," kata Cindy Prins, epidemiologist dari University of Florida.
Menurut Marissa Levine, direktur praktik kesehatan masyarakat University of South Florida, kaum nudis dirasa lebih aman bila tetap di rumah saja dibandingkan berada di luar ruangan. Levine juga menyarankan agar kaum nudis mengubah kebiasaan berpelukan dan cipika-cipiki mereka.
"Sungguh indah bila kita menyapa satu sama lain dengan pelukan dan ciuman. Tapi di saat sekarang, kami menyarankan variasi baru. Lebih baik kalian salam pakai sikut atau yang lain," kata Levine.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol