Kisah Turis Terdampar 73 Hari di Karibia Gegara Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Turis Terdampar 73 Hari di Karibia Gegara Corona

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 11 Jun 2020 13:47 WIB
pemenang World Superyacht Awards 2019
Foto: Ilustrasi Kapal Layar (CNN)


Setelah 9 Hari Berlayar di Lautan...




Colin dan teman-temannya berlayar ke Guadeloupe menggunakan 2 kapal. Kapal pertama bernama Friendship berjenis Catamaran dengan panjang 12 meteran. Sedangkan kapal kedua bernama 'Josee' berjenis Monohull dengan panjang 9 meteran.

Dengan modal ilmu yang diajarkan pemilik kapal, Colin dan teman-temannya pun berlayar dan mencoba menaklukkan lautan lepas. Hanya mengandalkan tenaga angin dan layar, tanpa mesin dan radio, mereka akhirnya sampai di pelabuhan pertama yaitu pelabuhan di Pulau Roatan yang berada di pesisir pantai Honduras.

Mereka sampai di Honduras setelah berlayar selama 9 hari di lautan. Begitu sampai di Honduras, Colin dan teman-temannya kaget bukan kepalang karena situasi Corona jadi makin serius.


9 Hari berlayar di lautan tanpa sinyal radio apalagi WiFi, benar-benar membuat mereka seperti terasing dari kehidupan dunia luar. Situasi dunia bener-benar berbeda dari sebelum mereka berangkat berlayar.

"Kami sampai malam hari, lalu di-towing oleh petugas pelabuhan karena Honduras dalam situasi Full Lockdown. Petugas pelabuhan naik ke kapal memakai masker, sarung tangan dan APD lengkap. Mereka bahkan tidak mau menyentuh apapun yang kami sentuh di kapal," kisah Colin.

Itulah pengalaman ditolak pertama yang dialami Colin dan kawan-kawan. Tapi ternyata mereka tidak sendirian, ada sekitar 20 kapal lain yang ditolak juga bersandar di Honduras. Tapi mereka memilih untuk membuang jangkar dan menunggu sampai lockdown selesai. Sedangkan Colin dan teman-teman memilih untuk melanjutkan perjalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di momen perpisahan itulah, Colin dan temannya baru merasakan kebaikan yang tulus dari orang tak dikenal. Rombongan Colin diberikan perbekalan oleh rekan-rekan sesama pelautnya, meski mereka tidak saling kenal.

"Kami kemudian diberi Radio VHF buat berkomunikasi, baterai dan perbekalan makanan. Sungguh luar biasa baiknya," kata Colin.


Hide Ads