Berbagai cara dilakukan orang tua agar anak tidak jenuh atau stress karena sudah terlalu lama berada di rumah saat pemerintah meminta warga stay at home selama pandemi covid-19. Salah satu caranya adalah mengajak anak bermain di pantai yang jauh dari kerumunan banyak orang, ternyata cara ini membuat anak kembali lebih ceria dan bersemangat.
Saat ini di Bengkulu ada 107 kasus positif covid-19 dan enam diantaranya adalah anak-anak, akibatnya banyak orang tua di Bengkulu khawatir mengajak anak mereka bermain ke tempat wisata atau hiburan lain karena takut terpapar virus corona. Namun lain halnya yang dilakukan Herman, warga Pematang Gubernur ini yang khawatir melihat anak-anaknya mulai jenuh dan tidak bersemangat belajar lagi.
"Sudah hampir tiga bulan anak-anak saya diam di rumah tanpa pernah bermain ke obyek wisata, mereka terlihat murung dan sedih," ujar Herman saat ditemui detikcom di objek pantai panjang kota Bengkulu, Sabtu (20/6).
![]() |
Herman mengatakan takut anak-anaknya kehilangan keceriaan di masa anak-anak. Biasanya bila hari libur kerap mengunjungi obyek wisata, namun sejak pandemi berlangsung anak-anak hanya bermain di rumah, akhirnya Herman mengaku mencari cara mengajak anak-anaknya bermain ke pantai yang tidak terlalu ramai dengan banyak orang.
"Akhirnya kami bermain ke pantai yang tidak terlalu ramai, saya biarkan anak bermain sepuasnya di pantai," ungkap Herman.
Dijelaskan Herman saat bermain di pinggir pantai kita ajarkan bagaimana menjaga kebersihan pantai, mengenal jenis-jenis tumbuhan di pantai, dan akhirnya anak-anak kembali ceria dan bersemangat.
"Ada rasa bahagia yang luar biasa bisa melihat anak-anak mulai tersenyum dan tertawa lagi, ada keceriaan dan kegembiraan di wajah mereka," tutup Herman .
Sementara itu Aprilia seorang anak warga pematang Gubernur mengatakan sejak sekolah libur dirinya hanya bermain dan belajar di rumah. Aprilia mengaku jenuh dan bosan karena tidak bisa bermain bebas lagi ke wahana bermain anak.
"Ya sudah bosan dan jenuh di rumah, untung ayah ajak kami ke pantai," ujar Aprilia.
Diketahui seorang profesor psikologi dan penulis pertama studi Rochester, Richar Ryan menjelaskan kurangnya melihat lingkungan luar bisa menyebabkan penurunan suasana hati dan kesehatan mental. Serta meningkatkan sensasi rasa sakit, gejala gangguan terkait perhatian yang lebih berat diantaranya anak-anak.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!