Kades Adat: Permohonan Penutupan Wisata Baduy Merugikan Banyak Pihak

Beredar kabar bahwa destinasi wisata Baduy diusulkan untuk dihapus. Hal ini dikarenakan wisatawan yang datang kerap mencemari lingkungan.

Jaro Saija selaku kepala desa adat urusan pemerintahan Kanekes mengatakan ada yang dirugikan atas usulan agar Baduy dihapus dari destinasi wisata. Usulan itu bisa membuat sebagian orang tersinggung.

"Itu banyak yang dirugikan, bicara mengusulkan ke presiden segala. Di Baduy seperti penutupan kan sebetulnya (karena) COVID. Kedua, kalau yang mengusulkan tadi, di sini kan ada bertahap, jangan ke presiden ini itu," ujar Saija di Lebak, Banten, Selasa (7/7/2020).

Saija juga mengaku tidak mengenal dengan Heru Nugroho yang diberi mandat tokoh adat untuk memberikan surat ke Presiden Jokowi. Tak ada pembicaraan dengan dirinya karena mereka berbicara dengan Jaro Saidi sebagai Tanggungan Jaro 12.

"Nggak (diajak musyawarah), katanya punya teman Pak Heru, itu nggak tahu bicaranya di mana," ujarnya.

Ia menilai bahwa berita yang disebar itu tidak tepat. Sebagai kepala desa adat yang juga warga Baduy, ia takut ada yang tidak suka atas usulan tersebut.

"Saya tahu lihat berita itu yang tadi banyak yang nggak benar saya rasakan. Soalnya Itu bicaranya ada yang dirugikan," ujarnya.

Dinas Pariwisata Lebak sendiri akan melakukan klarifikasi soal usulan Baduy dihapus dari destinasi wisata yang diusulkan oleh Heru Nugroho yang mengaku diberi mandat oleh lembaga adat.

"Kita belum bisa menyikapi, harus datang ke sana ke puun, dengan aparat tokoh budaya di Lebak. Misalnya langsung ke sana konfirmasi ke jaro atau puun," kata Kadispar Lebak Imam Rismahayadin.

Saat ini, wisata Baduy memang sedang tutup akibat adanya pandemi Corona. Ia juga mempertanyakan bagaimana orang luar bisa masuk ke Baduy padahal saat ini ada larangan.

Saksikan Hasil Olahan Air Nira Menjadi Gula Aren di Banten

Saksikan Hasil Olahan Air Nira Menjadi Gula Aren di Banten