Kaldera Toba di Sumatera Utara (Sumut) ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi bersyukur.
Dewan Eksekutif UNESCO menyepakati Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark dalam Sidang ke-209 pada Selasa (7/7/2020). UNESCO meyakini bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.
Dalam konteks inilah, negara anggota UNESCO mendukung Kaldera Toba dilestarikan dan dilindungi sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy mengucapkan rasa syukur terkait dijadikannya Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark. Pencapaian ini menurut Edy sebagai bukti dari kehebatan Danau Toba.
"Alhamdulillah. Kita bersyukur, itulah kita jaga. Inilah hebatnya Danau Toba," kata Edy di rumah dinasnya, Senin (13/7/2020).
Edy kemudian meminta agar Danau Toba benar-benar dijadikan sebagai tempat pariwisata. Dia juga mengatakan akan melakukan penghijauan di wilayah danau kebanggaan masyarakat Sumut itu.
"Danau Toba bener-bener untuk destinasi pariwisata, termasuk kita hijaukan kembali, kita pulihkan kembali," ujar Edy yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI itu.
Selain Kaldera Toba, Indonesia telah memiliki empat situs UNESCO Global Geopark lainnya. Yakni, Batur di Bali, Ciletuh di Sukabumi, Jawa Barat, Gunung Sewu yang membentang di tiga kabupaten, yaitu Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan, sekaligus di tiga provinsi, DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, kemudian Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain itu, Indonesia memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk dalam daftar UNESCO, yakni 10 warisan budaya tak benda, sembilan situs warisan budaya dan alam, serta 16 cagar biosfer yang telah tercatat di UNESCO.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum