Karena pandemi virus Corona, pameran penyakit menular sepanjang sejarahpun ditunda. Kini, pameran itu bisa terlaksana.
Seperti yang diberitakan Lonely Planet, pameran penyakit menular itu resmi dibuka oleh Raja Belanda Willem-Alexander di Museum Boerhaave. Seharusnya pameran ini dibuka pada bulan Maret lalu, namun karena pandemi Corona melanda dunia, pameran terpaksa ditunda.
"Walaupun pameran ini telah dijadwalkan untuk beberapa waktu, pameran ini menjadi lebih relevan dari yang kita bayangkan. Wabah penyakit menular selalu dan masih merupakan bahaya yang mengintai. Kami berharap pameran dan program pendukung pemikiran ini akan membantu audiens seluas mungkin menemukan pentingnya ilmu pengetahuan untuk kehidupan kita hari ini," ujar Direktur Museum Boerhaave, Amito Haarhuis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Red Light District Amsterdam Bakal Dipindah? |
Sesuai dengan namanya, dalam pameran penyakit menular sepanjang masa itu traveler bisa melihat beragam sejarah penyakit, melihat bagaimana cara orang-orang dahulu menghadapi pandemi dan wabah. Seperti wabah pes, cacar, dan AIDS, sambil memeriksa seperti apa wawasan sejarah bisa menawarkan sains sebagai solusi di masa depan.
![]() |
Sejatinya, pameran ini tidak sekedar menunjukkan ilmu sains, namun juga seni. Traveler bisa melihat seperti apa pakaian dokter saat menangani wabah pada abad ke-17. Pakaian yang terbuat dari sutera ini diwarnai secara manual alias handmade dan diwarnai dengan pewarna alami, dari kulit kenari. Kemudian, baju dihiasi dengan sulaman dan kemudian diresapi DNA bakteri wabah.
Ada juga pakaian pelindung yang lebih modern dengan penutup wajah. Traveler juga bisa menemukan barang-barang seperti mainan anak-anak dari perak yang berhubungan dengan takhayul kebal penyakit, manusia lilin yang mengilustrasikan dampak wabah dan lainnya.
Di dalam pameran penyakit menular sepanjang sejarah itu juga mengeksplorasi wabah terkini yaitu virus Corona dan perdebatan vaksinnya secara internasional.
Baca juga: Belanda Jual Wisata Hidden Gem Pasca Corona |
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum