Tak Ada Jalan Raya
Untuk menjalankan bar tertinggi di dunia itu, Dawa dan Phurba, tahu betul risikonya. Mereka cuma bisa mendatangkan barang-barang jualan lewat penerbangan dari Bandara Kathmandu ke Lukla, sebuah bandara kecil dengan runway pendek dan licin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Bandara Lukla itu, porter yang bakal membawanya ke Namche. Tak cuma makanan dan minuman, meja biliar pun diangkut dengan cara yang sama.
"Punya kamu sudah tua, meja biliar India klasik, dengan papan marmer yang lebar," ujar Dawa.
![]() |
"Tiga dari empat papan marmer, masing-masing beratnya 120 kg. Kami tidak bisa menyewa yak atau bagal karena barangnya mudah pecah. Semuanya diangkut oleh porter, orang, dengan sangat hati-hati," dia menambahkan.
Karena mengambil tema bar Irlandia, The Irish Pub pun berupaya untuk menyuguhkan Guinness. Mereka mengimpor dari Singapura.
"Kami tidak mengambil keuntungan besar. Tapi, kami adalah bar Irlandia, jadi harus menyuguhkan Guinness," ujar Dawa.
Dawa memberikan harga 800 rupee atau sekitar Rp 157 ribu untuk satu botol bir.
Sudah cukup lama Dawa tak membuka bar itu. Tak ada wisatawan yang datang setelah Nepal lockdown.
Ya, mereka cuma melayani turis sebab buruknya jalur transportasi di Lukla membuat 80 hingga 90 persen warga Nepal tak pernah menjejakkan kakinya di jalur pendakian Everest.
Dia berharap wisatawan ke Namche kembali mengalir di angka 55 ribu per tahun seperti sebelum wabah Corona. Sehingga, tamu di bar tertinggi di dunia The Irish Pub miliknya juga bertahan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!