Bar Tertinggi Dunia di Lereng Gunung Everest Melawan COVID-19

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bar Tertinggi Dunia di Lereng Gunung Everest Melawan COVID-19

Femi Diah - detikTravel
Minggu, 09 Agu 2020 19:07 WIB
The Irish Pub
Foto: The Irish Pun via BBC
Jakarta -

Sebuah bar tertinggi di dunia, di kaki Gunung Everest, biasa bertarung dengan risiko besar pengiriman barang kini sedang melawan COVID-19. Mampukah bertahan?

The Irish Pub, begitulah papan nama yang ada di atas pintu bangunan hijau berdinding papan kayu. Makanan enak, minuman beralkohol murah, dan musik sip menjadi tagline yang dipasang tepat di atas pintu bar itu.

Bangunan dan menu yang ditawarkan sih tak berbeda dengan kebanyakan pub, namun lokasinya yang tak biasa membuat bar ini spesial. The Irish Pub ini berada di ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), lebih tinggi dari puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah bahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Irish Pub berada di jalur pendakian Gunung Everest, tepatnya di Namche Bazar. Karena pendakian sedang ditutup untuk memutus rantai penularan virus Corona, bar itu juga turut berhenti beroperasi.

Pub itu tak melayani tamu sejak 10 April. Pemiliknya, Dawa Sherpa, optimistis The Irish Pub bakal hidup lagi dan memenangkan pertarungan atas COVID-19.

ADVERTISEMENT

Angin segar itu berembus setelah pemerintah Nepal mengumumkan bakal mengizinkan pendakian di Himalaya saat musim gugur, yang biasanya datang pada September. Itu bakal diawali dengan pembukaan gerbang negara dan beroperasinya lagi penerbangan internasional mulai Agustus yang sudah mati suri sejak Maret.

Apalagi, tahun depan, katanya bakal ada rute baru. Pemilik The Irish Pub, Dawa, optimistis bisa lebih mudah mendatangkan bir, makanan, dan meja biliar. Selama ini, dia cuma bisa mendatangkan barang-barang dagangannya itu lewat bandara paling menakutnya di dunia kemudian diangkut dengan jalan kaki selama dua hari.

Punya Akamsi

The Irish Pub, yang menjadi bar tertinggi di dunia, itu bukan punya orang Irlandia. Pemiliknya adalah anak kampung sini (akamsi) Nepal. Dia Dawa seorang pria berusia 35 tahun. Dia juga pernah menjadi pemandu pendakian Gunung Everest.

Ya, Dawa bukan tumbuh di keluarga pemilik cafe atau dagang lainnya. Ayah dan ibunya bekerja di pertanian dan peternakan.

Setelah belajar di Khumjung, sekolah di atas awan yang dibangun oleh Sir Edmund Hillary's Himalayan Trust pada 1961, dia belajar manajemen bisnis di Kathmandu. Setelah lulus dan pulang kampung di bekerja sebagai guide pendakian.

The Irish PubPemilik bar tertinggi di dunia The Irish Pub Dawa Sherpa Foto: The Irish Pun via BBC

Kakaknya, Phurba Tenzhing, yang menjadi pemilik kedai roti di Namche, menyadari ada potensi besar pasar di Namche. saat itu, di tahun 2011, wisata pendakian gunung Himalaya mengalami perubahan. Pertumbuhan turis petualangan alam bebas menggila dan efek dramatisnya amat terasa di desa-desa di kaki gunung. Tapi waktu itu kawasan tersebut baru memiliki satu bar.

Phurba terinspirasi sebuah bar yang bernuansa Irlandia, milik orang Irlandia, yang ada di Kathmandu yang pernah dikunjunginya. Dia pun memimpikan untuk membangun bar ala Irlandia di ketinggian yang tidak biasa, di Namche, agar bisa mendapatkan predikat bar tertinggi sejagat.

Tak mau gegabah dalam memberikan julukan itu, kakak beradik itu berselancar di dunia maya. Hasilnya, mereka menemukan sebuah bar Paddy Bar di Cusco, Peru.

"Kami lebih tinggi. Mereka 50 meter di bawah kami," kata Dawa.

Akhirnya pada 2011 mereka mengumumkan membuat bar tertinggi dan paling terpencil di dunia, bar Irlandia, The Irish Pub.

Tak Ada Jalan Raya

Untuk menjalankan bar tertinggi di dunia itu, Dawa dan Phurba, tahu betul risikonya. Mereka cuma bisa mendatangkan barang-barang jualan lewat penerbangan dari Bandara Kathmandu ke Lukla, sebuah bandara kecil dengan runway pendek dan licin.

Dari Bandara Lukla itu, porter yang bakal membawanya ke Namche. Tak cuma makanan dan minuman, meja biliar pun diangkut dengan cara yang sama.

"Punya kamu sudah tua, meja biliar India klasik, dengan papan marmer yang lebar," ujar Dawa.

Small plane landing at the Bandara Tenzing-Hillary di Lukla, Everest Base Camp trek, Nepal Foto: Getty Images/iStockphoto/Doctor_J

"Tiga dari empat papan marmer, masing-masing beratnya 120 kg. Kami tidak bisa menyewa yak atau bagal karena barangnya mudah pecah. Semuanya diangkut oleh porter, orang, dengan sangat hati-hati," dia menambahkan.

Karena mengambil tema bar Irlandia, The Irish Pub pun berupaya untuk menyuguhkan Guinness. Mereka mengimpor dari Singapura.

"Kami tidak mengambil keuntungan besar. Tapi, kami adalah bar Irlandia, jadi harus menyuguhkan Guinness," ujar Dawa.

Dawa memberikan harga 800 rupee atau sekitar Rp 157 ribu untuk satu botol bir.

Sudah cukup lama Dawa tak membuka bar itu. Tak ada wisatawan yang datang setelah Nepal lockdown.

Ya, mereka cuma melayani turis sebab buruknya jalur transportasi di Lukla membuat 80 hingga 90 persen warga Nepal tak pernah menjejakkan kakinya di jalur pendakian Everest.

Dia berharap wisatawan ke Namche kembali mengalir di angka 55 ribu per tahun seperti sebelum wabah Corona. Sehingga, tamu di bar tertinggi di dunia The Irish Pub miliknya juga bertahan.


Hide Ads