Muncul Rip Current di Yogyakarta, Pantai Tidak Perlu Ditutup

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Muncul Rip Current di Yogyakarta, Pantai Tidak Perlu Ditutup

Pradito Rida Pertana - detikTravel
Senin, 10 Agu 2020 23:06 WIB
Tim SAR gabungan melakukan pencarian wisatawan terseret ombak di Pantai Goa Cemara, Bantul, Kamis (6/8/2020.
Proses pencairan korban di Pantai Goa Cemara Foto: Dok. Basarnas Yogyakarta.
Bantul -

Rip current diduga menjadi penyebab terseretnya wisatawan di Pantai Goa Cemara, Bantul. Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai tidak perlu menutup pantai yang perairannya terdapat rip current.

"Kalau boleh tidaknya (pantai yang perairannya terdapat rip current) buka, boleh saja. Karena kan untuk mendongkrak sektor wisata dan tidak semua wisatawan bermain air di pantai," kata Dosen Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM, Hendy Fatchurohman, saat dihubungi detikcom via telepon, Senin (10/8/2020).

Menurutnya, wisatawan hanya perlu meningkatkan kewaspadaan saat dekat dengan pantai. Selain itu, turis diimbau agar selalu mematuhi rambu peringatan larangan berenang dan imbauan Tim SAR setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan tanpa alasan, hal itu karena hampir sebagian besar laka laut di pantai-pantai belahan dunia 80 persen karena tertarik rip current. Bahkan, Hendy menilai keberadaan rip current lebih berbahaya daripada tsunami dan gelombang besar yang mengakibatkan abrasi.

"Jadi strateginya yang pertama wisatawan harus waspada dan mematuhi papan larangan berenang, karena SAR sudah punya pengetahuan akan titik-titik rip current," ujar dia.

ADVERTISEMENT

"Jadi seharusnya imbauan kepada wisatawan itu memang harus paling tidak dia menjauhi lokasi (larangan berenang) atau jika berenang tidak terlalu ke tengah laut," Hendy menambahkan.

Selain itu, Hendy menyebut wisatawan bisa mendeteksi keberadaan rip current secara kasat mata. Deteksi itu dengan melihat secara teliti pecahan ombak yang datang.

"Meski sulit diidentifikasi, tapi secara awam sebenarnya bisa dilihat kasat mata. Jadi daerah-daerah yang yang tidak ada pecah gelombangnya, kan ada gelombang datang dan nanti pecah jadi ombak terus jadi buih putih-putih. Nah, yang tidak ada buih putihnya itu biasanya yang ada rip current," katanya.

"Tapi mungkin terasa sulit karena tujuannya wisatawan datang ke pantai untuk bersenang-senang. Sehingga, mereka terkadang jadi lalai," ujar Hendy.

Baru-baru ini sebanyak tujuh wisatawan terseret ke tengah laut di Pantai Goa Cemara.




(fem/ddn)

Hide Ads