Balai Taman Nasional Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya membuka kembali jalur pendakian yang ditutup sejak masa pandemi COVID-19.
Meski dibuka, pengelola tetap menerapkan sistem atau sesuai protokoler COVID-19 untuk setiap pengunjung. Balai Taman Nasional Gunung Tambora pada tahap satu akan membuka empat jalur pendakian.
"Sesuai hasil evaluasi reaktivasi tahap I, Balai Taman Nasional Tambora akan membuka 4 jalur pendakian yakni Piong, Kawinda To'i, Doro Ncanga dan Pancasila yang dijadwalkan hari ini, 1 September 2020," kata Kasubag TU Balai TN Tambora, Deny Rahardi pada detikcom Selasa (1/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gunung Semeru Segera Dibuka Kembali, Kapan? |
Deny mengatakan, pembukaan jalur pendakian tersebut, tetap akan menerapkan protokol COVID-19 dimana setiap pendaki wajib mengenakan masker, membawa hand sanitizer dan membawa surat sehat bebas COVID-9 (hasil rapid test) dari rumah sakit terdekat, serta akan memberlakukan kuota pendakian maksimal 30 persen dari DD Wisata Alam TN Tambora khususnya untuk aktivitas pendakian.
"Rincian kuota maksimal per jalur itu, Pancasila 251 org per hari, Kawinda To'i 129 orang perhari, Piong 87 orang perhari dan jalur Doro Ncanga 87 orang per hari. Sedangkan untuk objek wisata non pendakian kuota kunjungan ditambah menjadi 50 persen," jelasnya.
"Lama kunjungan pun akan dibatasi yaitu 2 Day 1 Night dan setiap tenda maksimal terisi dua orang," tambahnya.
Deny juga mengatakan, Balai TN Tambora akan melakukan evaluasi mingguan atas pembukaan jalur pendakian tersebut. Hal tersebut juga dilakukan pada objek wisata air terjun Oi Marai yang sudah dibuka sebelumnya.
"Apabila ditemukan pelanggaran atau terjadi klaster baru penyebaran COVID-19, jalur pendakian dan objek wisata TN Tambora akan ditutup kembali," tegas Deny.
Jika ditemukan adanya pengunjung yang melanggar ketentuan tersebut, maka pengunjung atau pendaki tersebut akan diberikan sanksi termasuk akan diusulkan dalam daftar blacklist pendakian gunung di Indonesia.
"Selain itu, pendaki dan pengunjung diharapkan selalu memperhatikan etika konservasi dengan tidak memetik atau menebang tanaman apapun termasuk edelweis, tidak melakukan vadalisme, membawa turun sampah dan selalu menjaga kebersihan kawasan," cetusnya.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum