Amankah Naik Gunung Saat Ini, Pendaki Senior: Tidak!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Amankah Naik Gunung Saat Ini, Pendaki Senior: Tidak!

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 24 Sep 2020 06:12 WIB
Gunung Gede via Gunung Putri
Gunung Gede (Foto: Femi Diah/detikcom)
Jakarta -

Begitu banyak pendaki yang ingin menjelajah di gunung ketika gerbangnya dibuka. Kata pendaki senior, aktivitas pendakian di masa new normal masih belum aman.

Menurut rilis resmi EIGER Adventure, Rabu (23/9/2020), diketahui bahwa wisata pendakian di era new normal menarik perhatian banyak pihak. Pengunjung langsung membeludak memenuhi jalur-jalur pendakian, seperti yang sempat terjadi di Gunung Gede.

EIGER Adventure sebagai brand kegiatan luar ruang mencoba menanggapi pertanyaan tersebut. Menurut Galih Donikara, pendaki senior yang merupakan EIGER Adventure Service Team (EAST) Manager, mendaki gunung di saat seperti ini masih belum aman.

"Seperti halnya dalam ekspedisi dan pendakian Gunung Everest di Himalaya, ada istilah Window Summit yaitu menunggu waktu terbaik dan paling aman untuk summit attack. Bisa berhari-hari atau satu sampai dua hari saja," kata Galih.

"Selama jendela puncak belum terbuka, selama itu pula pendaki harus sabar menanti dengan melakukan simulasi pendakian. Sementara itu, para high altitude sherpa tetap membuat jalur yang jelas untuk dapat digunakan para pendaki ketika puncak dibuka," dia menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi pandemi Corona sekarang menurutnya bisa diibaratkan kita semua sedang menunggu window summit terbuka. Jika biasanya kita menunggu karena cuaca, sekarang menunggu kondisi COVID-19 mereda.

"Jadi untuk sekarang ini, main aman dulu aja. Tetap aktif dengan melakukan simulasi-simulasi kecil di sekitar rumah atau bukit-bukit kecil yang aman, di remote area, pada hari biasa agar tidak padat dan lakukan dengan kelompok kecil," dia menjelaskan.

Gunung Gede via Gunung PutriGunung Gede via Gunung Putri (Foto: Femi Diah/detikcom)



Galih menambahkan pendaki yang ingin mendaki di kawasan Pegunungan Himalaya, misalnya, rela menunggu satu tahun untuk dapat mendaki di antara bulan April sampai bulan Juni. Agar, pendakian berjalan aman dan nyaman.

"Sama halnya dengan sekarang ini. Masih ada waktu toleransi buat para pendaki untuk mendaki gunung pada waktu yang tepat nanti. Takkan lari gunung dikejar. Jangan sampai tujuan kita naik gunung untuk sehat, malah membawa penyakit ke rumah. Yang perlu diingat, tujuan mendaki gunung adalah untuk kembali ke rumah dengan selamat," dia menjelaskan.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, beberapa minggu yang lalu, seorang pendaki legenda sekaligus Senior Advisor Mountaineering EAST, Kang Bongkeng, mendaki Gunung Ciremai. Ia datang mengecek protokol pendakian yang diterapkan oleh penyelenggara pendakian.

Evaluasi secara menyeluruh masih dalam proses penyusunan. Namun terdapat 4 hal yang menurut Kang Bongkeng perlu menjadi perhatian pihak pengelola dan pendaki, yakni:

1. Menjaga konsistensi dan ketegasan petugas untuk meningkatkan kedisiplinan pendaki
2. Perlu ada patroli dari pihak pengelola untuk memastikan setiap pendaki tetap taat aturan
3. Pembatasan jumlah pendaki dan jalur pendakian
4. Perlunya peraturan jam keberangkatan pendakian setiap harinya agar tidak terlalu lama di perjalanan.

"Menurut Kang Bongkeng, usahakan berangkat dari basecamp pendakian maksimal pukul 11.00, agar tiba di pos pada sore hari sehingga ada waktu untuk mempersiapkan tenda dan memasak," kata EIGER.

"Perlu adanya pengaturan jam keberangkatan menuju puncak gunung. Idealnya, maksimal berangkat pukul 08.00 sehingga paling lambat sampai puncak gunung pada pukul 10.00. Dengan begitu, pendaki punya waktu untuk turun dan sampai di base camp pada sore hari," ditambahkan.

Kang Bongkeng menjelaskan hal-hal tersebut perlu diperhatikan untuk memastikan setiap pendaki tidak membuang-buang waktu di perjalanan. Jadi, tetaplah menjaga keamanan dan fokus pada tujuan akhir mendaki gunung, yaitu sampai ke rumah dengan selamat.




(msl/msl)

Hide Ads