Atasi Polusi dan Macet, Kemenhub Hadirkan Bus BTS di 5 Kota

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Atasi Polusi dan Macet, Kemenhub Hadirkan Bus BTS di 5 Kota

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 01 Okt 2020 16:17 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster dan Dirjen Hubdar Budi Setiyadi meresmikan Trans Metro Dewata (dok. Dirjen Hubdar)
Foto: Gubernur Bali I Wayan Koster dan Dirjen Hubdar Budi Setiyadi meresmikan Trans Metro Dewata (dok. Dirjen Hubdar)
Jakarta -

Kementerian Perhubungan meluncurkan program bus Buy The Service (BTS) di 5 kota besar. Tujuannya untuk mengatasi polusi dan kemacetan.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyampaikan latar belakang program ini adalah untuk mengatasi sejumlah masalah di perkotaan yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi.

"Dampak dari penggunaan kendaraan pribadi yang cukup banyak dan massif terutama di Indonesia, yang pertama adalah menyangkut pemborosan BBM. BBM kita masih subsidi. Lalu kemacetan terkait dengan kehilangan waktu juga berdampak pada kerugian ekonomi dan lingkungan," kata Budi dalam sebuah webinar, Kamis (1/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sadarkah kita semuanya, bahwa penggunaan kendaraan pribadi yang cukup massif di kota-kota besar di Indonesia itu terutama di kota-kota besar itu menjadi penyebab polusi udara terbesar di Indonesia," ia melanjutkan.

Berkaca dari negara-negara maju, ia mencontohkan seperti di Jepang, angkutan massal menjadi solusi untuk masalah-masalah tersebut. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri sudah melakukan kajian moda transportasi yang paling cocok menjawab kebutuhan masyarakat dan terpilihlah bus.

ADVERTISEMENT

Tahun 2020 ini, Kemenhub telah meluncurkan layanan bus kekinian melalui program BTS. Layanan itu hadir di Solo, Palembang, Medan, Denpasar, dan Yogyakarta.

Melalui program ini, pemerintah memberikan bus-bus kepada pemerintah daerah untuk selanjutnya dikelola pihak swasta. Budi juga menjelaskan bus tersebut memiliki 6 standar layanan yang mencakup keamanan, keterjangkauan, keselamatan, kesetaraan, kenyamanan, dan keteraturan.

Bus tersebut akan dilengkapi dengan CCTV, fasilitas untuk lansia dan difabel, serta ketepatan waktu datangnya bus di halte. Masyarakat juga dapat memantau pergerakan bus melalui aplikasi digital. Kabar baiknya, untuk tahun ini, masyarakat dapat mengakses bus itu secara gratis.

Budi juga melaporkan dari hasil evaluasi, jumlah penumpang bus BTS dari 2 Juni hingga 29 September 2020 mencapai 777 ribu orang. Berdasarkan laporan di 3 kota yang menerapkan layanan ini, jumlah penumpang mencapai 28 persen dari kapasitas. Ini juga dipengaruhi pandemi Corona yang saat ini terjadi.

Lebih lanjut Budi berharap saat keadaan kembali normal, jumlah itu dapat bertambah menjadi 90 persen di jam-jam sibuk. Ia pun mengimbau masyarakat dapat menggunakan transportasi umum jika ingin mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

"Kalau kita udara kita semakin lama semakin baik, kita menjaga kelangsungan lingkungan kita semakin baik karena kehidupan kita juga untuk anak cucu kita, ya marilah kita gunakan angkutan umum perkotaan," pungkasnya.

(pin/ddn)

Hide Ads