Kota utama di Afrika Selatan, Cape Town, mengalami krisis air berkepanjangan dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, kini bendungan kembali dipenuhi air.
Diberitakan CNN, waduk di Cape Town telah mencapai 100 persen untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir. Perubahan ini terbilang luar biasa dibanding situasi yang mengerikan pada dua tahun lalu.
Pada tahun 2018, Cape Town berada di jurang. Kawasan ini jadi wilayah metropolitan besar pertama di dunia yang kehabisan air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh para pejabat, keadaan itu disebut sebagai 'Hari Nol' hingga pemerintah melakukan penjatahan air yang ketat juga perubahan infrastruktur. Curah hujan di atas rata-rata tahun ini telah membuat itu menjadi kenangan masa lalu.
Setidaknya untuk sekarang.
![]() |
![]() |
"Setelah terbang di atas enam bendungan yang jadi pemasok air utama Cape Town selama dan setelah kekeringan, hampir tidak mungkin untuk mempercayai perubahan visual bendungan," kata Jean Tresfon, seorang fotografer konservasi laut, yang telah mendokumentasikan tingkat bendungan Cape Town sejak sebelum kemarau dimulai.
Baca juga: Cape Town Afsel Gregetan Mau Buka Pariwisata |
"Dari yang hampir kosong (kapasitas penyimpanan total 19 persen) hingga meluap (kapasitas penyimpanan total 100,8%), perubahannya luar biasa, dengan tanaman hijau subur menutupi pedesaan di sekitarnya, bukannya kondisi kering, semi kering," Jean menambahkan.
Oleh karena kekeringan, orang-orang Cape Town menjadi terbiasa dengan mandi air hanya selama 90 detik. Mereka juga menggunakan kembali air abu-abu untuk menyiram toilet.
![]() |
![]() |
Pada puncak krisis dan hanya beberapa hari sebelum bendungan mengering, penduduk dibatasi mengambil hanya 50 liter per hari untuk semua kebutuhan: memasak, minum, mencuci dan mandi. Jika 'Day Zero' sudah diterapkan, warga pasti harus antre untuk mendapatkan jatah air harian 25 liter per orang.
Itu bukanlah tugas yang mudah, mengingat rata-rata orang Amerika menggunakan antara 300 dan 375 liter air per hari, menurut US Geological Survey.
Orang-orang Cape Town bersatu untuk mendapatkan jatah air tidak seperti sebelumnya, mengubah hubungan sosialnya dengan air. Hal itu terus menjadi upaya terpadu untuk menyelamatkan sumber daya mereka yang berharga dan terbatas.
![]() |
![]() |
Kini orang-orang Cape Town merayakan kembalinya salah satu elemen penting kehidupan dan itu melimpah. Namun, perayaan ini mungkin terlalu dini jika upaya konservasi air di masa depan dilonggarkan dan kembali ke periode permintaan yang melebihi pasokan.
Cape Town memiliki sejarah panjang mengenai pasokan air. Lokasinya terletak di wilayah semi kering di Afrika bagian selatan.
Untungnya, Western Cape telah menerima curah hujan musim dingin di atas rata-rata. Kejadian itu telah membantu mengurangi tekanan kekeringan kota dan memulihkan isi bendungan ke volume sebelumnya.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!