Belajar Pengetahuan soal Tenun dari NTT, Ikut Virtual Tur Ini Yuk!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar Pengetahuan soal Tenun dari NTT, Ikut Virtual Tur Ini Yuk!

Angga Laraspati - detikTravel
Minggu, 11 Okt 2020 17:15 WIB
Kemenparekraf
Foto: Kemenparekraf
Jakarta -

Indonesia mempunyai beragam budaya yang menghasilkan aneka jenis karya yang memukau, salah satunya adalah wastra atau kain tradisional. #DiIndonesiaAja ada beberapa jenis kain tradisional, seperti batik, songket, dan juga kain tenun

Berbicara kain, maka salah satu yang menarik untuk dibahas lebih jauh adalah kain tenun ikat yang berasal dari wilayah Indonesia bagian timur yaitu Sumba dan juga tenun ikat Sikka yang berasal dari NTT.

Nah, untuk mengenal lebih jauh soal kain tenun ikat dari dua tempat tersebut, Kemenparekraf bekerja sama dengan Traval.co mengadakan sebuah virtual tour dengan tema Traval Virtual Heritage 2020. Di tur virtual ini, kamu akan diajak untuk berjalan-jalan secara virtual agar dapat mengenal lebih dekat tentang kain tenun ikat khas Sumba dan juga Sikka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kira-kira apa saja yang bakal disajikan oleh Kemenparekraf dan Traval.co dalami virtual tour ke dua tempat ini?

Kain Tenun Ikat Sikka

ADVERTISEMENT

Kain tenun ikat sikka merupakan tenun khas NTT atau tepatnya di Kabupaten Sikka. Orang Sikka mengenal kain tenun ikat dari bagian timur Flores ini sudah ada sejak sekitar 1.900 tahun yang lalu. Hal ini juga yang akan disampaikan oleh Komunitas Lepo Larun kepada kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut soal kain tenun ikat Sikka di virtual tour kali ini.

Tak hanya sampai di situ saja, kamu juga akan diajak untuk mengetahui klasifikasi kain tenun yang ada di Kabupaten Sikka berdasarkan pemetaan wilayah. Ini karena di beberapa wilayah memiliki teknik menenun yang berbeda-beda sehingga mempunyai karakter dan ciri khas tenun masing-masing.

Kamu juga bakal diberi tahu soal evolusi dari kain tenun khas Sikka yang sudah memiliki beberapa perubahan mulai dari awal tumbuhnya kain tenun Sikka, motif, lalu ketika para penjajah masuk, hingga masuknya agama katolik dan juga masuk ke masa modern.

Komunitas Lepo Larun juga akan memaparkan soal nilai-nilai dari motif kain tenun Sikka yang harus kamu ketahui. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu anggota dari Komunitas Lepo Larun, Valentino Luis, motif-motif dari kain tenun Sikka ini memiliki peran dan juga harga diri.

"Karena di Sikka, perbedaan motif itu menentukan juga strata sosial dan juga fungsinya untuk adat itu seperti apa. Jadi tidak sembarangan motif dipakai untuk ritual-ritual. Nah, itu yang sekiranya juga akan kita sampaikan motif-motif seperti apa yang orang Sikka anggap itu punya nilai tinggi," ungkap Valentino saat konferensi pers secara daring, Jumat (9/10/2020).

Masih banyak lagi yang akan dipaparkan oleh komunitas yang diprakarsai oleh Alfonso Horeng ini mulai dari melihat proses pembuatan tenun oleh ibu-ibu yang ada di Lepo Lorun. Pada virtual tur kali ini, kamu juga akan ditemani oleh Richard Kyle untuk bersama-sama menjelajahi sejarah dari Kain Tenun Ikat Sikka.

Kain Tenun Ikat Sumba

Kemenparekraf Foto: istimewa

Usai mempelajari sejarah dari Kain Tenun Ikat Sikka, kamu akan diajak bergeser sedikit menuju ke Pulau Sumba untuk mengenal kain ikat khas Sumba yang juga masuk ke dalam warisan budaya Indonesia. Pada virtual ke Pulau Sumba ini kamu akan disambut dengan komunitas Kayaka Humba yang diprakarsai oleh pemerhati tenun Yonathan Hani.

Jalan-jalan secara virtual di Sumba yang bertemakan 'Eksotisme Tenun Sumba' ini, kamu dan juga Andien akan memulai petualangan eksotisme tenun Sumba yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur yang menjadi kabupaten terluas di Pulau Sumba. Uniknya, di tempat ini tidak semua orang bisa menenun, jadi kamu akan diajak untuk mendatangi sentra tenun yang membentang dari pesisir utara hingga tenggara tersebut.

"Ada 5 sentra tenun yang ada di Sumba Timur, ada sentra tenun Kanatang, sentra tenun Kambera, sentra tenun Umalulu, sentra tenun Ringgih dan sentra tenun Kaliuda. Ini sebenarnya jaraknya jauh-jauh, dan biasanya bisa ditempuh dengan 2 hari perjalanan, tapi nanti di virtual heritage ini bisa dikunjungi dalam waktu 90 menit," ungkap salah satu anggota komunitas Kayaka Humba, Inggrid.

Di virtual tour kali ini, kamu juga akan menemukan berbagai corak yang berbeda dari masing-masing sentra tenun. Tak hanya itu, ada juga warna hingga proses pembuatan kain tenun di masing-masing sentra ini juga berbeda.

Kamu juga akan diajak untuk menikmati pengalaman mengunjungi sentra-sentra tersebut hingga melihat proses pembuatan kain tenun Sumba, baik itu kain tenun ikat yang sudah dikenal dan juga kain tenun pahikung yang merupakan kain tenun khas Sumba. Kamu pun dapat mengetahui mengapa kain tenun ikat Sumba memiliki harga yang bisa membuat mata membelalak setelah melihat proses dari pembuatannya.

Untuk mengetahui nilai yang terkandung di dalam masing-masing kain tenun yang begitu penting bagi masyarakat Sumba hingga mengetahui klasifikasi kain tenun Sumba, kamu harus ikut tur virtual ini.

Semua kegiatan tersebut, dapat kamu ikuti di Traval Virtual Heritage 2020 yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf bekerja sama dengan Traval.co. Tak hanya dua komunitas itu saja, ada pula komunitas lain yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia seperti Lakoat Kujawas, Hetika, Jabu Sihol, Rumah Cinta Wayang, Kesemsem Lasem, dan juga Pulau Penyengat Kite yang bakal membawa kamu bersama influencer ke mengenal budaya Indonesia.

Adapun acara ini sudah berjalan sejak tanggal 26 September, dan akan berakhir pada 25 Oktober. Jadi, #DiIndonesiaAja kamu bisa menjelajahi kebudayaan dan warisan dari Tanah Air secara virtual.

Bagi yang ingin mengetahui detail acara ini lebih lanjut bisa melihatnya di sini. Bila kamu ingin menyaksikan virtual tour yang sudah dilakukan, kamu bisa melihatnya official YouTube Pesona Indonesia.




(ega/ddn)

Hide Ads