Machu Picchu di Peru ditutup hingga November karena pandemi virus Corona. Tapi, satu turis Jepang diizinkan untuk memasuki kawasan itu, kok bisa?
Izin itu diberikan Peru kepada turis Jepang bernama Jesse Takayama. Dia bukan sultan, juga bukan anggota petinggi Negeri Sakura. Dia turis biasa-biasa saja.
Takayama mendapatkan kesempatan untuk menjelajahi Machu Picchu lewat permohonan khusus kepada pemerintah Peru. Permintaan itu disampaikan Takayama setelah dia terjebak di Aguas Calientes, salah satu kota di Peru, sejak Maret.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Takayama tak bisa pulang atau pergi ke negara lain karena Peru menutup gerbang negara. Bahkan, untuk plesiran mengunjungi destinasi wisata di negara itu pun tidak bisa dilakukan. Peru baru bakal membuka wisata mulai November 2020.
"Dia datang ke Peru dengan mimpi bisa masuk ke sana," kata Menteri Kebudayaan Peru Alejandro Neyra konferensi pers virtual dan dikutip South China Morning Post.
"Warga Jepang telah masuk bersama dengan kepala taman kami sehingga dia bisa mewujudkan mimpinya sebelum kembali ke negaranya," dia menambahkan.
Takayama pun tercatat sebagai pengunjung pertama situs yang dibangun lebih dari 500 tahun lalu dalam tujuh bulan terakhir. Dia ke Machu Picchu pada 10 Oktober.
"Ini sangat luar biasa! Terima kasih!" kata Takayama dalam video yang direkam di puncak gunung Machu Picchu.
Neyra mengatakan reruntuhan batu Machu Picchu akan dibuka kembali untuk wisatawan nasional dan mancanegara mulai bulan November. Dia tidak menyebutkan tanggal pastinya.
Situs Machu Picchu akan mengizinkan 30 persen dari kapasitas normalnya setiap harinya. Atau bakal melayani 675 orang per hari saat pandemi virus Corona.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol