Swedia bakal membangun kapal layar pengangkut bertenaga angin terbesar di dunia. Seperti apa gambarannya?
Terlihat seperti kapal masa depan, mengutip pemberitaan CNN, Senin (19/10/2020) namanya Oceanbird. Kapal pengangkut mobil transatlantik ini dirancang oleh Wallenius Marine.
Pembuat kapal itu telah mendapat dukungan dari pemerintah Swedia dan beberapa lembaga penelitian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kapasitas 7.000 kendaraan, kapal sepanjang 198 meter ini ukurannya mirip dengan pengangkut mobil konvensional. Tapi kapal itu akan terlihat sangat berbeda.
Karena, di atas lambung kapal Oceanbird memiliki lima layar sayap teleskopik. Masing-masing tiangnya setinggi 79 meter.
Mampu berputar 360 derajat tanpa menyentuh satu sama lain saat membentang, layarnya dapat ditarik kembali hingga 59,5 meter untuk menahan cuaca buruk.
Layar akan dibuat dari baja dan material komposit. Ukuran ini diperlukan untuk menghasilkan tenaga pendorong yang cukup untuk kapal berbobot 35.000 ton.
Prinsip umum kapal layar bersayap kokoh bukanlah hal baru, mendesain layar Oceanbird menjadi tantangan tersendiri. Hal itu diungkapkan oleh Mikael Razola, arsitek angkatan laut dan manajer proyek penelitian untuk Oceanbird di Wallenius Marine.
![]() |
Alasannya, karena ini adalah layar kapal tertinggi yang pernah dibuat. "Tinggi kapal ini akan setinggi lebih dari 100 meter di atas permukaan air," kata Mikael.
"Ketika tiang menjulang ke langit setinggi itu, arah dan kecepatan angin berubah cukup banyak," Mikael.
"Semua informasi ini telah membantu kami merancang sistem sayap dan lambung yang efisien, yang dapat memaksimalkan tenaga saat berangin," kata Razola.
Kapal RoRo (roll on roll off) adalah elemen penting dalam perdagangan otomotif global. RoRo konvensional besar rata-rata menggunakan 40 ton BBM per hari, menghasilkan 120 ton CO2, setara mengendarai mobil sejauh 434.522 kilometer.
![]() |
Industri perkapalan berada di bawah tekanan untuk mengurangi emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya. Pengiriman mobil menyumbang 2,89% dari emisi gas rumah kaca buatan manusia pada 2018, menurut Organisasi Maritim Internasional (IMO), badan PBB yang mengatur pengiriman global.
Pada tahun yang sama, IMO memperkenalkan pengurangan wajib 50% dari total emisi gas rumah kaca tahunan pada tahun 2050. Ambisinya mencapai nol karbon secepat mungkin di abad ini.
Oceanbird dirancang untuk melebihi target ini. Mikael mengatakan kapal tersebut akan mengeluarkan 90% lebih sedikit CO2 daripada operator kapal konvensional.
Jadi, kapal ini tidak akan sepenuhnya bebas emisi, karena masih akan bergantung pada mesin untuk bermanuver masuk dan keluar pelabuhan dan untuk keadaan darurat.
Dengan kecepatan tertinggi yang diproyeksikan sekitar 10 knot, Oceanbird akan lebih lambat dari pengangkut mobil standar yang dapat melaju dengan kecepatan 17 knot.
Kapal ini akan memakan waktu sekitar 12 hari, standarnya tujuh hari, untuk menyeberangi Atlantik. Mereka telah membangun model Oceanbird sepanjang 7 meter yang akan berlayar di kepulauan Stockholm, akhir tahun ini, untuk mengumpulkan data yang akan membantu menyelesaikan desain kapal.
Mikael mengatakan itu akan memakan waktu sekitar tiga tahun. Setelah itu, peluncuran versi ukuran penuh Oceanbird, kapal layar diprediksi lempar sauh pada 2024.
Simak Video "Video: Suasana Rumah Duka Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Probolinggo "
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum