Lumba-lumba pink yang langka kembali ke perairan antara Hong Kong dan Makau. Berkurangnya aktivitas kapal karena Corona membuat mereka bebas bermain.
Dilansir dari AFP, Senin (19/10/2020) lumba-lumba tersebut pertama kali terdeteksi melalui perangkat GPS. Adalah Naomi Brennan, seorang konservasionis yang mengetahui kembalinya sang mamalia yang juga disebut lumba-lumba putih China itu.
Brennan sendiri sehari-hari memang berpatroli menggunakan kapal di Delta Sungai Mutiara untuk mendokumentasikan kehidupan lumba-lumba pink.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kami bertemu tiga kelompok lumba-lumba yang berbeda. 6 dewasa dan dua sub-dewasa," katanya.
"Mereka terlibat dalam berbagai perilaku, mulai dari memberi makan hingga bepergian dan bersosialisasi," ujarnya.
Brennan mengatakan, bertahun-tahun melakoni profesi sebagai pemerhati lumba-lumba memang mengecewakan. Populasi lumba-lumba itu turun sekitar 70-80 persen dalam 15 tahun. Hal ini terjadi karena maraknya industrialisasi.
Namun kabar baiknya, beberapa dari lumba-lumba pink ini telah kembali tahun ini. Hal ini karena pandemi Corona.
Kapal-kapal feri antara Hong Kong dan Makau dilarang beroperasi sejak Februari 2020. Kebijakan ini menjadi celah bagi peneliti untuk mempelajari cara lumba-lumba pink beradaptasi dengan kondisi tenang yang tiba-tiba ini.
Sebagaimana diketahui, lumba-lumba amat sensitif dengan suara yang berisik. Aktivitas kapal yang menimbulkan polusi udara telah memaksa mereka pergi dari habitat aslinya.
"Kami melihat kelompok yang lebih besar dan lebih bersosialisasi, perilaku berkembang biak, yang belum pernah kami lihat dalam lima tahun terakhir," kata peneliti kelautan yang berbasis di Hong Kong, Lindsay Porter.
Berdasarkan hasil penelitian Porter dan timnya, jumlah lumba-lumba pink ini meningkat sepertiga di perairan itu sejak Maret 2020.
"Area ini tampaknya penting untuk mendapatkan makanan dan bersosialisasi. Senang sekali ada perlindungan ini untuk mereka," kata Brennan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum