Belanja di Perbatasan Bisa Pakai Ringgit, tapi Uang Logam Rupiah Tidak Laku

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Belanja di Perbatasan Bisa Pakai Ringgit, tapi Uang Logam Rupiah Tidak Laku

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Sabtu, 26 Des 2020 19:50 WIB
Transaksi ekonomi di batas Indonesia-Malaysia selalu menarik untuk disimak. 2 nilai Mata uang, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia pun berlaku disini. Penasaran? Lihat aja foto-fotonya disini.
Belanja di perbatasan bisa pakai rupiah dan ringgit (Rachman Haryanto/detikcom)
Badau -

Ada yang unik bila kita berbelanja di perbatasan RI-Malaysia. Traveler bisa belanja pakai uang ringgit, tapi uang logam rupiah malah tidak laku. Kok bisa?

Transaksi ekonomi di perbatasan Indonesia dan Malaysia memang selalu menarik untuk disimak. 2 Mata uang berlaku di sini, yaitu Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia. Transaksi jual beli barang bisa menggunakan 2 mata uang itu.

Salah satu daerah di Indonesia yang punya keunikan itu adalah di Badau, Kalimantan Barat yang memang berbatasan langsung dengan Malaysia. detikTravel lewat program Tapal Batas detikcom bersama BRI menyambangi langsung kawasan Pos Batas Lintas Negara (PLBN) Badau untuk melihat langsung geliat perekonomian di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa fakta menarik pun terungkap dari penelusuran kami. Fakta yang pertama adalah, bila kalian berbelanja dengan mata uang Ringgit dan ternyata masih ada kembalian, kalian bisa mendapatkan uang kembalian itu dalam bentuk mata uang rupiah.

"Misal ada yang belanja habis 5 ringgit, tapi uangnya 10 ringgit. Nah dikembalikannya itu pakai rupiah," ungkap Zaldi Shalahudin, salah satu pemilik kios sayur di Pasar Badau kepada detikTravel.

ADVERTISEMENT
Pedagang di Pasar BadauZaldi Shalahudin, Pedagang di Pasar Badau Foto: Rachman Haryanto/detikFOTO

Zaldi yang akrab disapa Bang Ipit ini, juga melayani penukaran mata uang asing di lapaknya. Meski lokasinya berada di dalam pasar tradisional, namun volume transaksi penukaran mata uang rupiah di kios Bang Ipit bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Dari volume ratusan juta rupiah uang yang ditukar di kiosnya, Bang Ipit bisa meraup untung hingga Rp 3 juta per hari. Jumlah yang cukup lumayan untuk menopang bisnis utamanya jualan bumbu dapur dan sayur mayur.

Untuk makin mengembangkan usahanya, Zaldi pun mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI. Zaldi pun merasa sangat terbantu dengan adanya program KUR BRI. Omset usahanya pun naik pesat setelah berhasil mendapatkan KUR dari Bank BRI.

"Jujur menurut saya bang, sangat membantu. Apalagi kami yang tinggal di perbatasan ini, yang jauh dari pusat kota. Sangat membantu. Ada peningkatan (omset -red). Sangat-sangat bersyukur lah," tutur Bang Ipit.

Selanjutnya ----> Uang Logam Rupiah Tidak Laku

Uang Logam Rupiah Tidak Laku

Kebanyakan orang yang menukar uang di kios Bang Ipit adalah mereka yang akan menyeberang ke Malaysia dan membutuhkan mata uang Ringgit. Namun ada juga pekerja migran yang pulang dari Malaysia dan membutuhkan mata uang rupiah juga sering mampir ke kios Bang Ipit.

Nah, yang uniknya lagi adalah masyarakat di perbatasan, khususnya di sekitar PLBN Badau, tidak mau bertransaksi menggunakan uang logam rupiah. Mereka lebih suka bertransaksi dengan mata uang kertas.

"Cuma yang aneh di sini bang, uang logam kita itu nggak laku. Itu yang agak aneh di sini. Nggak laku karena memang nggak bisa dikonversikan ke barang," kata Zaldi.

Hal yang berkebalikan tidak berlaku untuk mata uang Ringgit Malaysia. Masyarakat perbatasan justru mau menerima uang logam Ringgit Malaysia dalam pecahan sen.

"Tapi kalau kita belanja. Misalnya kita pegang 50 sen lah uang Malaysia itu kan, kita belanja barang harga 2 ribuan, itu tetap diambil orang," imbuh pria yang pernah berprofesi sebagai sopir ini.

Transaksi ekonomi di batas Indonesia-Malaysia selalu menarik untuk disimak. 2 nilai Mata uang, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia pun berlaku disini. Penasaran? Lihat aja foto-fotonya disini.Masyarakat perbatasan lebih suka bertransaksi menggunakan uang kertas Foto: Rachman Haryanto

"Tapi kalau kita belanja pakai uang logam kita yang seribu rupiah itu, 2 uang logam. Kita bayar, berapa ini kak? 2 Ribu'. Kita kasih uang logam itu, mereka nggak mau. Nggak laku katanya. Tapi kalau uang kertas mereka mau," tambahnya lagi.

Zaldi pun tidak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut mengapa keunikan itu bisa terjadi. Tidak ada alasan khusus mengapa keunikan itu bisa terjadi.

Banyak konsumen yang belanja di kios Zaldi malah memilih kembalian dalam bentuk bumbu masak bila Zaldi tidak memiliki kembalian dalam bentuk kertas pecahan kecil.

"Jadi misalnya ada orang belanja di tempat saya, dia belanja Rp 9 ribu, dia bayar pakai uang Rp 10 ribu. Kita harus kembalikan dia seribu rupiah. Saya nggak ada uang kertas seribu, saya ada uang logam seribu. 'Kak, ini uang logam 1.000. Nggak usah bang, pulangin pakai apa, Masako kah, Royco kah'. Nggak mau dia," kisah Zaldi.

Transaksi ekonomi di batas Indonesia-Malaysia selalu menarik untuk disimak. 2 nilai Mata uang, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia pun berlaku disini. Penasaran? Lihat aja foto-fotonya disini.2 nilai Mata uang, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia pun berlaku di perbatasan Foto: Rachman Haryanto

Meski masyarakat di sekitar perbatasan tidak mau bertransaksi memakai uang logam rupiah, tapi Zaldi mau tidak mau tetap menerima uang logam rupiah. Biasanya yang berbelanja pakai uang logam rupiah adalah ibu-ibu pekerja lahan sawit.

Zaldi pun menunjukkan dirinya punya satu toples besar berisi uang logam rupiah pecahan 1.000 dan 500. Menurutnya, hal ini cuma terjadi di perbatasan. Uang logam rupiah masih bisa digunakan di Pontianak dan juga Putussibau.

"Banyak saya itu. Itu satu toples bang, uang logam semua. Nah itu anehnya di sini. Di Pontianak nerima, di Putussibau nerima. Cuma di sini saja," pungkas Zaldi.


---
Program Tapal Batas mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!



Simak Video "Mengenal Syalisatul, Perempuan Visioner Pendiri Rumah Batik di Wawonii"
[Gambas:Video 20detik]

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Wisata Badau, Pintu RI-Malaysia
Wisata Badau, Pintu RI-Malaysia
34 Konten
Sudah selayaknya wilayah perbatasan mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Republik Indonesia. Daerah perbatasan bisa dibilang adalah wajah terdepan dari Indonesia.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads