TRAVEL NEWS
Taj Mahal yang Kembali 'Hidup'

Wisata Taj Mahal terlihat kembali berdenyut di awal tahun. Bukan hanya berdenyut, Taj Mahal ngegas.
Dilansir dari Times of India, Survei Arkeologi India (ASI) mencabut pembatasan jumlah pengunjung di Taj Mahal. Pencabutan ini diberlakukan mulai tanggal 2 Januari 2021.
Hasilnya, hari pertama Taj Mahal ramai. Tercatat ada 20.190 karcis yang terjual hari itu. Sebelumnya Taj Mahal mengharuskan pembelian tiket melalui sistem online.
Tapi kini Taj Mahal kembali menerima pembelian tiket secara langsung. Terlihat bahwa 15.000 tiket ludes untuk pembelian langsung.
Pada 18 Desember 2020, pemerintah pusat resmi mencabut pembatasan jumlah pengunjung ke situs bersejarah yang dikelola oleh ASI di seluruh negara. Prosedur operasional standar yang telah direvisi menyebutkan penjualan tiket fisik ke berbagai situs sudah bisa diaktifkan kembali.
Namun untuk angka penjualan tiket per hari akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan arkeolog dan distrik setempat.
Taj Mahal sendiri beruntung karena diperbolehkan untuk meningkatkan kunjungan per hari dari 10.000 ribu orang per hari di tengah Desember menjadi 15.000 ribu wisatawan di akhir Desember.
Baca juga: Bukan India, Ini Taj Mahal Indonesia |
Padahal di era new normal Taj Mahal hanya boleh dikunjungi oleh 5.000 wisatawan per hari. Kompleks pemakaman Mumtaz Mahal juga sempat ditutup selama 188 hari akibat pandemi.
Pencabutan pembatasan ini bukanlah tanpa risiko. Otoritas kesehatan India memperingkatkan bahwa revisi ini bisa menimbulkan kerumunan di tempat wisata.
Begitu loket buka di hari pertama, wisatawan sudah mengular untuk membeli tiket. Wisatawan terlihat sesak dan tidak memperhatikan jarak. Tak hanya itu, turis-turis saja sampai harus kehabisan tiket dan harus pulang dengan kecewa.
Sebenarnya pejabat kesehatan federal sudah memperingkatkan kepadatan di tempat-tempat wisata seperti Taj Mahal. Bukan hanya lonjakan infeksi, karena varian baru dari Inggris telah menular dan terdeteksi di India. Kecemasan ini sangat beralasan. Karena India menjadi negara paling parah kedua setelah Amerika Serikat.
Simak Video "Absen 3 Tahun Lamanya, Bali Siap Sambut Turis China"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/ddn)