Gemerlap Kota Judi Las Vegas yang Semakin Meredup karena Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gemerlap Kota Judi Las Vegas yang Semakin Meredup karena Corona

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Kamis, 14 Jan 2021 17:03 WIB
Las Vegas menjadi kota yang terdampak corona. Sejumlah hotel dan kasino ditutup untuk mencegah penularan virus COVID-19.
Foto: Las Vegas (Getty Images)
Las Vegas -

Salah satu negara bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan 'Kota Judi', Las Vegas, tengah terpuruk karena pandemi virus Corona. Sektor bisnis hingga pariwisata menjerit.

Dikutip dari CNN oleh detikcom, Kamis (14/1/2021) contohnya saja pameran teknologi terbesar, Consumer Electronics Show (CES) yang pada tahun lalu sangat diminati berubah drastis di tahun ini. Biasanya, pada bulan Januari, adanya CES di Las Vegas membuat hotel hingga restoran penuh.

Tahun lalu, ada 170.000 peserta CES yang diperkirakan menghasilkan USD 169 juta. Kini, pada masa pandemi, pameran hanya bisa dilakukan secara digital. Langkah itu pun dilakukan demi mencegah penyebaran virus Corona yang hingga kini masih mengkhawatirkan masyarakat di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir CNN Indonesia, dampak gagalnya pameran CES tak hanya bagi perputaran uang bagi perusahaan yang menjadi anggota pameran. Tapi juga orang-orang yang bekerja di dalamnya.

"Uang saya perlahan-lahan menetes. Saya kehabisan," kata salah satu pekerja di pameran CES Las Vegas, Gina Muoio.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, pemilik hotel juga ikut terdampak. Saat pandemi ini mereka sudah membanting harga kamar dari USD 400 menjadi USD 45 hingga USD 25 per malam, tepi ternyata kedatangan tamu tak seperti yang diharapkan. Bahkan hotel ternama seperti Mirage dan Encore ditutup karena sepi pengunjung.

Asosiasi perjalanan Amerika Serikat mengutip data firma riset ekonomi pariwisata, yang memperkirakan bahwa pandemi sudah mengakibatkan kerugian sebesar USD 500 miliar sejak Maret. Ditambah dengan pajak yang harus dibayar sekitar USD 64,4 miliar.

Sementara itu, menurut menteri Ekonomi Pariwisata, Adam Sacks, perjalanan rekreasi yang diharapkan bisa memulihkan pariwisata diperkirakan tak akan kembali seperti semula hingga 2022. Bahkan mungkin akan memakan waktu hingga 2024 atau lebih untuk perusahaan dan perjalanan bisnis untuk sepenuhnya pulih.

Untuk kota-kota seperti Las Vegas, untuk melihat ekonomi yang berarti orang harus merasa nyaman untuk bepergian lagi, berada di dalam ruangan lagi dan bersedia mengeluarkan uang, kata Ketua RCG Economics yang berbasis di Las Vegas, John Restrepo.




(elk/ddn)

Hide Ads