Dubai -
Berbeda dengan banyak negara yang memutuskan lockdown, Dubai justru membuka pintu lebar untuk turis. Tak ayal, kota itu pun kini dipadati turis yang menolak aturan karantina.
Dubai kini bak surga bagi turis yang mendambakan kehidupan normal. Meskipun kasus COVID-19 terus meningkat di Dubai, aturan mengenai penggunaan masker dan menjaga jarak tak begitu ketat di sana.
Diberitakan AFP, Kamis (21/1/2021) kegiatan pariwisata Dubai tampak normal. Restoran, hotel, dan mal tetap buka seperti biasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai foto yang memperlihatkan orang-orang berolahraga, menikmati pantai, atau nongkrong di bar beredar luas di media sosial. Ini menguatkan gambaran bahwa kehidupan sudah 'normal' di sana.
Geliat pariwisata juga didukung oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Baru-baru ini, negara itu mengoperasikan pesawat Airbus A380, yaitu pesawat komersial terbesar di dunia, yang bertujuan mengangkut turis dari Inggris dan Rusia.
Wisata Padang Pasir di Dubai. Foto: (Dubai Tourism) |
Salah seorang turis asal Rusia, Dmitriy Melnikov mengatakan ia datang ke Dubai karena tak ada pilihan. Saat ini, banyak destinasi yang melakukan pembatasan atau lockdown.
"Saya tidak takut," kata pria berusia 30 tahun itu.
"Jika kamu lihat orang-orang di sini, semuanya menggunakan masker, dan itu bagus," katanya.
Sayangnya, keberanian Melnikov itu tak dibarengi dengan data kasus COVID-19 yang tinggi di Dubai. Setiap harinya, ditemukan sekitar 3.000 kasus baru di UEA yang memiliki populasi 10 juta penduduk itu. Sampai saat ini, sebanyak 745 orang juga sudah meninggal akibat COVID-19.
"Ada beberapa risiko signifikan di Dubai yang tetap terbuka," kata Direktur Ekonomi Oxford Economics Middle East, Scott Livermore.
"Wabah COVID-19 yang baru akan membuat pemulihan menjadi semakin lama," ujarnya.
Selanjutnya: Dubai berani ambil risiko
Dubai pantas disebut sebagai kota yang berani ambil risiko membuka lebar pintu untuk turis asing dan mengizinkan pariwisata berjalan seperti biasanya.
Mereka hanya mensyaratkan setiap turis membawa hasil tes swab/PCR negatif dari negara mereka masing-masing. Selebihnya, turis bebas untuk masuk Dubai.
Kebijakan Dubai ini sungguh berbeda dengan kota tetangganya, Abu Dhabi yang tidak bergantung pada pariwisata. Karena bergantung pada minyak, Abu Dhabi berani mengambil pendekatan yang lebih konservatif melalui aturan karantina pada setiap turis yang masuk.
Kembali ke Dubai, kendati melonggarkan sejumlah aturan untuk turis, Dubai tetap melakukan beberapa penyesuaian untuk mencegah penyebaran COVID-19. Misalnya restoran yang menyediakan hand sanitizer, aturan menjaga jarak, dan penggunaan kode QR untuk menu.
"Sebelum virus korona, grup wisata mencapai 100 atau 250 pengunjung dengan masing-masing pemandu wisata, tetapi sekarang semuanya berbeda, maksimal hanya 20 pengunjung untuk setiap pemandu wisata," kata direktur distrik Nasser Juma bin Sulaiman.
Pariwisata memang telah lama menjadi andalan ekonomi Dubai. Pada 2019, Dubai kedatangan lebih dari 16 juta wisatawan.
Ilustrasi wisata Dubai. Foto: (Dubai Tourism) |
Sebelum pandemi, Dubai punya target untuk mendatangkan 20 juta turis. Sayang, perekonomian mereka keburu hancur dilanda krisis akibat COVID-19.
Saat ini pemerintah mencoba menggali potensi yang dapat dimanfaatkan di masa krisis. Salah satunya menampung orang-orang yang tak ingin terjebak lockdown di negara asal mereka.
"Dubai tampaknya memposisikan dirinya sebagai tujuan pilihan bagi mereka yang ingin melarikan diri dari kondisi lockdown dan liburan musim dingin, terutama mengingat resor ski di Eropa sebagian besar ditutup," kata Livermore.
"Ini adalah strategi pertumbuhannya sendiri, tetapi semakin sukses Dubai dalam mencapai tujuan ini, semakin banyak manfaat yang akan didapatkan ketika Expo dibuka," imbuhnya.
Menjelang expo pariwisata yang bakal digelar Oktober mendatang, pemerintah akan melakukan vaksinasi besar-besaran. Ini perlu segera dilakukan mengingat tak ada jalan lain bagi Dubai selain memanfaatkan sektor pariwisata.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!