Sandiaga Ajak Singapura Buka Travel Bubble

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sandiaga Ajak Singapura Buka Travel Bubble

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 21 Jan 2021 21:19 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno
Foto: dok. Humas Kemenparekraf
Jakarta -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan membahas peluang penerapan perjalanan tanpa karantina (travel bubble).

Pembicaraan soal rencana travel bubble antara Indonesia dan Singapura itu dilakukan lewat tatap muka secara online dan disiarkan kepada media, Kamis (21/1/2021).

Travel bubble yang merupakan kesepakatan dengan negara lain untuk membuka akses masuk untuk turis agar timbul gelembung atau koridor perjalanan itu dilakukan untuk memudahkan perjalanan wisatawan keluar masuk Indonesia, termasuk dari Singapura. Singapura menjadi negara penyumbang jumlah wisman terbesar ke Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menparekraf Sandiaga mengatakan meskipun saat ini berfokus meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan Indonesia akan membuka pintunya untuk melakukan travel bubble. Tapi tetap dengan mempertimbangkan status COVID-19 di setiap negara.

"Untuk jangka pendek dengan segala ketidakpastian ini, kita sekarang lebih fokus pada pariwisata nusantara. Akan tetapi saya rasa tidak menutup kemungkinan pastinya untuk merenggangkannya, seperti dengan Singapura. Sebab, salah satunya saya rasa titik masuk wisatawan dari Singapura adalah Batam dan Bintan," ujar Sandiaga.

ADVERTISEMENT

Sandiaga Uno mengatakan saat ini travel bubble masih dalam tahap diskusi dan perencanaan. Di antaranya, mendisiplinkan protokol kesehatan dengan ketat di tiap destinasi wisata Indonesia. Kemudian, mengusulkan prioritas vaksin di empat daerah yang menjadi pintu masuk wisatawan, yakni Bali, Jakarta, Batam, dan Bintan.

"Vaksinasi sudah mulai di Indonesia, saya telah melobi bahwa area seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Bintan juga akan mendapat semacam prioritas, karena ekonomi Bali resesi -4 persen akibat turunnya kinerja pariwisata. Batam dan Bintan juga lumpuh," ujar Sandiaga.

Sementara itu Menlu Singapura Vivian mengatakan meski rencana travel bubble Singapura-Indonesia belum dipastikan waktunya diskusi kali ini cukup penting.

"Walaupun kami belum menetapkan waktu realisasi kebijakan travel bubble ini tapi tetap penting untuk dibahas. Dari pembahasan ini kita bisa mengetahui skala prioritas dan hal apa saya yang dibutuhkan saat kebijakan ini kelak diterapkan," ujar Vivian.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian BalakrishnanMenteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan Foto: dok. Kemenparekraf

Vivian melanjutkan bahwa hal yang utama perlu dipersiapkan adalah aturan hingga protokol kesehatan yang ketat di masing-masing negara. Hal tersebut bertujuan agar wisatawan dapat melakukan perjalanan dengan nyaman.

"Kami memang memiliki travel bubble yang terbatas, termasuk di beberapa wilayah yang berbatasan dengan Indonesia. Jadi sangat penting untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia termasuk dalam hal protokol perjalanan, protokol kesehatan, dan tindakan pencegahannya," kata dia.

Jadi, dari sini kita bisa menyusun standar perjalanan dan pariwisata bersama secara aman, meskipun epideminya masih belum berakhir. Jadi, memang ada cukup banyak peraturan mendetail yang kita bisa mulai diskusikan dan rencanakan," dia menjelaskan.

Ia juga menyebut Singapura sedang berfokus pada program vaksinasi. Menurutnya vaksinasi merupakan hal utama yang diharapkan dapat segera membangkitkan perekonomian di Singapura.

"Saat ini, kami sedang fokus menerapkan program vaksinasi, karena bagi kami penting memvaksin sebanyak-banyaknya warga untuk mencapai level imunitas. Sehingga, kami bisa membuka perbatasan negara Singapura lebih jauh, membuka pintu perekonomian dan pastinya juga pariwisata. Jadi, banyak dampak (baiknya) dalam program vaksinasi ini," ujar Vivian.




(fem/ddn)

Hide Ads