Pro dan Kontra! Paspor Vaksin Jadi Syarat Terbang Traveler

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pro dan Kontra! Paspor Vaksin Jadi Syarat Terbang Traveler

Bonauli - detikTravel
Selasa, 26 Jan 2021 07:11 WIB
Ilustrasi pesawat
Ilustrasi pesawat (iStock)
Jenewa -

Paspor vaksin diyakini menjadi salah satu solusi di masa pandemi virus Corona. Tapi, muncul pro dan kontra andai paspor vaksin menjadi syarat wajib penerbangan.

Dilansir dari Travel Off Path, World Travel Organization (WTO) menyerukan pengembangan paspor vaksin untuk kembali menghidupkan pariwisata global saat pandemi Corona. Deklarasi itu disampaikan dalam pertemuan Komite Krisis Pariwisata Global di Madrid pekan lalu.

"Perjalanan lintas batas yang aman menganjurkan sistem sertifikasi standar," ujar Zurab Pololikashvili, sekretaris jendral WTO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan tersebut sekaligus membahas rencana detail langkah-langkah untuk membuat perjalanan internasional yang aman. salah satunya usulan paspor vaksin itu.

Usulan paspor vaksin itu menuai pro dan kontra. Bahkan, disebut tindakan diskriminasi.

ADVERTISEMENT

"Gagasan itu diskriminatif. Jika vaksin diwajibkan untuk bepergian, banyak yang tidak akan bisa terbang, meskipun bebas COVID-19," ujar perwakilan Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC).

WTTC mengusulkan skema tes bias. Mereka menilai prosedur itu membuka peluang lebih luas bagi penumpang untuk bepergian dibandingkan dengan vaksinasi.

WTTC menimbang ketimpangan kemampuan antara negara kaya yang sanggup melaksanakan vaksinasi dan negara miskin yang tidak vaksin.

Sebelum WTO memberikan keputusan soal paspor vaksin itu, sejumlah negara, seperti Seychelles, Siprus, dan Rumania, telah menggunakan vaksinasi itu sebagai syarat turis asing masuk negara mereka. Mereka mengizinkan traveler yang sudah divaksin melakukan perjalanan tanpa karantina.

Begitu pula dengan maskapai Australia Qantas dan perusahaan pelayaran Inggris Saga Cruises. Dua perusahaan itu hanya mengizinkan penumpang yang sudah divaksin untuk melakukan perjalanan internasional. Mereka yakin, dengan pemberian vaksin yang semakin meluas, bakal ada pelonggaran pembatasan lebih lanjut bagi pelancong yang divaksin.

Saat ini, maskapai menerapkan Travel Pass. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) baru-baru ini menjalin kemitraan dengan Emirates dan Etihad Airways untuk menguji Travel Pass.

Travel pass itu merupakan paspor digital dalam bentuk aplikasi yang berisi informasi tentang hasil tes traveler yang berupa bukti inokulasi dari vaksin dan tautan ke salinan elektronik paspor mereka.

Nantinya, travele tinggal membuka aplikasi IATA Travel Pass itu untuk memastikan mereka telah memenuhi aturan untuk masuk perbatasan destinasi tujuan.

Adapun Cathay Pacific, Swiss Airlines, dan United Airlines telah bermitra dengan perusahaan aplikasi dan membuat CommonPass. Aplikasi ini sejenis Travel Pass yang memungkinkan wisatawan untuk mengunggah hasil tes dan bukti vaksinasi.

Perusahaan teknologi IBM juga ikut serta membuat aplikasi pengujian dan pencatatan vaksinnya sendiri yang disebut Digital Health Pass. Semua ini akan memungkinkan adanya paspor digital bagi pelancong.

(bnl/ddn)

Hide Ads