Gaduh Komisi V DPR Sebut Wisata NTT Cuma Istimewa karena Komodo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gaduh Komisi V DPR Sebut Wisata NTT Cuma Istimewa karena Komodo

Tim detikcom - detikTravel
Senin, 01 Feb 2021 05:02 WIB
Wisatawan dan ranger memperhatikan Komodo di Pulau Rinca.
Ilustrasi wisata Labuan Bajo (Dadan Kuswaraharja/detikTravel)
Jakarta -

Wisata NTT dan komodonya menjadi perbincangan. Sebabnya, anggota Komisi V DPR fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Jambi, A Bakri HM, memberikan pernyataan yang dinilai merendahkan NTT.

Komodo dan wisata Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi perbincangan akhir pekan lalu. Itu setelah Bakri membuat pernyataan soal wisata NTT dalam RDP Komisi V DPR RI yang dipimpin Ketua Komisi V DPR RI Lasarus dengan Dirjen Cipta Karya PUPR Diana Kusumastuti dan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono,di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021).

Bakri mempertanyakan soal anggaran pembangunan wisata di Labuan Bajo, NTT, yang masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yang mencapai Rp 592 miliar. Dia menilai nominal itu terlalu besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ya, Labuan Bajo di NTT merupakan satu dari sepuluh KSPN yang direncanakan pemerintah. Sembilan KSPN lainnya itu Danau Toba (Sumatera Utara), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Borobudur (Jawa Tengah), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Lombok (Nusa Tenggara Barat), Tanjung Kelayang (Bangka-Belitung), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Morotai (Maluku Utara), Manado-Likupang-Bitung (Sulawesi Utara), dan Raja Ampat (Papua Barat).

Dari 10 KSPN Prioritas, Pemerintah memilih lima yang menjadi KSPN Super Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Manado-Likupang-Bitung, Mandalika, dan Labuan Bajo.

ADVERTISEMENT

"Alangkah baiknya, mungkin ke depan, setiap anggota didata program-program wisata yang ada di daerah. Ini soal rasa keadilan Bu. Saya kemarin diajak teman-teman komisi V kunjungan ke NTT. Tidak ada yang istimewa bu di sana. Paling yang istimewanya komodo saja. Lihat pantai, lihat apa, di tempat saya di Jambi) banyak yang begitu. Tapi, anggarannya (NTT) bukan main besar sekali. Kan saya tidak tahu. Untuk rasa keadilan, alangkah bagusnya setiap anggota dikasih," kata Bakri.

"Sebagai contoh, umpamanya, berbicara kunjungan wisata di Jambi tidak kalah. Kami dan Pak Sofyan Ali punya tempat wisata yakni Candi Muaro Jambi terkenal dari sekian ribu tahun lalu tempat sekolah ilmu Buddha lalu, Sungai Batanghari, Geopark di Merangin, Rumah Tuo Tabir, belum lagi gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci," dia menambahkan.

"Nah, ini banyak Bu, jadi, kalau ini tidak dibagi porsinya, kita akan merasa terus akan ramai terus. Ujung-ujungnya kan pingin keadilan. Saya lihat anggaran nggak tanggung sampai Rp 592 miliar untuk KSPN, soal bagaimana perencanaan dan pengawasan kita serahkan ke kementerian," ujarnya.

Dalam prosesnya, Bakri minta maaf. Dia bilang tidak berniat untuk merendahkan NTT.

"Jadi intinya saya tidak ada maksud merendahkan, apalagi bicara provinsi sesama saudara, kalau toh ada yang tersinggung saudara-saudara saya di NTT saya secara pribadi minta maaf, tapi tidak ada maksud seperti itu," kata Bakri ketika dihubungi detikcom.

"Kalau ada bahasa menyatakan Bakri itu tidak memperjuangkan wisata di NTT itu salah, kita malah memperjuangkan anggarannya di 2020 makanya di 2020 kita kunjungan ke NTT, kita malah menggelontorkan ke NTT itu banyak," dia menegaskan.

Tapi, pernyataanBakri terlanjur menjadi viral dan mendapatkan beragam tanggapan dari netizen.

"Mainya di hotel doang sih," komentar salah satu akun Twitter.

"Cuma dilihat dari jendela kamar hotel, ya panteslah bro," sambar yang lain.

"Bapak ke NTT jelong-jelong kagak? Apa cuma boboan manja di hotel?" cuap netizen.




(fem/fem)

Hide Ads