Anggota Komisi V DPR Remehkan Wisata NTT, Pemprov: Kurang Jauh Mainnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Anggota Komisi V DPR Remehkan Wisata NTT, Pemprov: Kurang Jauh Mainnya

Idham Khalid - detikTravel
Senin, 01 Feb 2021 12:43 WIB
Anggota Komisi V DPR Bakri
Foto: (Anggota Komisi V DPR Bakri)
Jakarta -

Anggota Komisi V DPR RI menyatakan 'NTT istimewanya hanya komodo saja'. Hal ini pun mengundang respon warganet, termasuk Pemprov NTT.

"Sebagai anggota DPR apalagi DPR pusat ya harus mengetahui betul pembangunan nasional, harus tahu, Taman Nasional Komodo itu kan atau Labuan Bajo pada umumnya itu salah satu destinasi super premium di Indonesia, dan itu desain pembangunan nasional, jadi sebagai wakil rakyat harus tahu itu, mengetahui semua pembangunan nasional," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu saat dihubungi, Senin (1/2/2021).

Dia menegaskan anggota DPR harus mengetahui pembangunan nasional agar pernyataannya objektif. Marius Ardu Jelamu menegaskan wisata NTT bukan hanya komodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"NTT itu tidak hanya komodo ya, tidak hanya Labuan Bajo, itu salah satu, kita memiliki banyak destinasi wisata di seluruh NTT yang terkenal sudah mendunia, satu komodo, kedua danau berwarna Kelimutu, Waerebo internasional juga, lalu resort terbaik dunia ada di Sumba Barat, megalitik di Sumba juga terkenal sekali, lalu surfing di Rote Ndao itu sangat terkenal. Diving di Alor itu terkenal mendunia, jadi semuanya mendunia," ujarnya.

Marius Ardu Jelamu kembali menekankan pentingnya mengetahui pengetahuan tentang destinasi di Indonesia. Dia mencontohkan, warga NTT juga mengetahui destinasi-destinasi wisata di berbagai daerah, seperti Borobudur, Tangkuban Parahu, Danau Toba, Mandalika, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Jadi pelaku-pelaku pembangunan di Republik ini terutama eksekutif legislatif, yudikatif atau pemerintahan itu harus tahu semua itu pembangunan nasional seperti apa, pertanian seperti apa, pariwisata apa, sehingga pernyataan keluar itu enak didengar, jadi saya kira itu intinya. Sebagai pelaku pembangunan, karena dia menjalankan fungsi pengawasan, anggaran, fungsi budgeting, jadi dia harus ngerti semua itu prioritas pembangunan itu apa di Indonesia, pariwisata, itu di mana saja, dia harus ngerti," tuturnya.

"Kurang jauh dia (mainnya), tidak ngerti pembangunan nasional secara umum, kelihatan sekali. Dia harus tahu, destinasi prioritas itu apa saja, harus di luar kepala," imbuhnya.

Marius Arda Jelamu mengatakan pihaknya tidak akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Mereka mengaku menerima permintaan maaf Bakri.

"Tapi ya sudahlah, kita memahami permintaan maafnya, klarifikasinya, kita juga memberikan apresiasilah dan penghargaan," ujarnya.

Dia juga mengimbau warga NTT tetap lapang dada. Dia meminta warga tetap menggunakan media sosial dengan bijak.

"Kemudian imbauan ke masyarakat NTT juga jangan terlalu sensitif juga ya, semua statement itu kita terima dengan lapang dada, kita tetap menggunakan medsos dengan baik," tuturnya.

Sebelumnya, anggota Komisi V DPR fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Jambi, A Bakri HM, viral di media sosial karena ucapannya terkait 'NTT Istimewanya Komodo Saja'. Meski tidak bermaksud merendahkan NTT, dia meminta maaf atas hal itu.

"Jadi intinya saya tidak ada maksud merendahkan, apalagi bicara provinsi sesama saudara, kalau toh ada yang tersinggung saudara-saudara saya di NTT saya secara pribadi minta maaf, tapi tidak ada maksud seperti itu," kata Bakri ketika dihubungi detikcom, Minggu (31/1/2021).

Bakri mengatakan ucapannya itu hanya kecemburuan sesaat. Sebab, menurutnya, pemerintah tidak memberikan perhatian terhadap wisata di daerah lain.

"Jadi kecemburuanlah, kita juga minta pemerintah pusat bagi-bagi juga kita ini di dapil anggota Komisi V, cuma bahasa saya tidak ada yang istimewa itu yang membuat mereka merasa direndahkan," ujarnya.

Meski begitu, Bakri menegaskan dirinya tetap memperjuangkan wisata di NTT. Dia mengatakan Komisi V DPR justru sepakat menggelontorkan dana untuk destinasi wisata prioritas, termasuk NTT.

"Kalau ada bahasa menyatakan Bakri itu tidak memperjuangkan wisata di NTT itu salah, kita malah memperjuangkan anggarannya di 2020, makanya di 2020 kita kunjungan ke NTT, kita malah menggelontorkan ke NTT itu banyak," ujarnya.


Hide Ads