Karnaval Venesia Sepi Tapi Malah Magis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Karnaval Venesia Sepi Tapi Malah Magis

Bonauli - detikTravel
Jumat, 12 Feb 2021 09:11 WIB
Karnaval Venesia
Karnaval Venesia (AFP)
Venesia -

Venesia sudah berubah 180 derajat. Karnaval mulai dilakukan namun tanpa ada kerumunan turis.

Dilansir dari France24, Italia sudah melonggarkan pembatasan virus Corona. Venesia jadi salah satu wilayah yang berada dalam kategori kuning atau berisiko rendah.

Namun penduduknya masih tidak diizinkan bepergian ke luar wilayah itu. Sehingga karnaval tahun ini dikemas untuk penduduk lokal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asosiasi perajin lokal telah meluncurkan kampanye disko untuk mendorong penduduk ikut serta dalam perayaan karnaval tahun ini. Apalagi tak ada pengunjung asing di Venesia.

"Ini adalah kesempatan bagi warga Venesia untuk menempati kembali dan menemukan kembali ke kota mereka," ujar Direktur asosasi, Gianni De Checchi.

ADVERTISEMENT

Ia melihat bahwa ini adalah peluang bagi penduduk untuk kembali mengenali kota mereka tinggal. Overtourism sendiri membawa banyak efek negatif bagi Venesia, mulai dari polusi hingga harga sewa yang meroket.

"Selama 25 tahun terakhir, pariwisata massal telah mengungkapkan tatanan sosial-ekonomi Venesia tengah. Dan di satu sisi, hal itu telah menyesatkan arti karnaval," sambungnya.

Sebelum pandemi, karnaval membawa sekitar 70 juta euro ke kas Venesia. Menurut Balai Kota, lebih dari setengah juta turis datang ke Venesia.

"Ini cara menghidupkan kembali hubungan yang mengikat kami dengan jutaan orang yang mencintai Venesia," kata Simone Venturini, wakil walikota pariwisata.

Karnaval berlangsung dengan suasana berbeda. Para pemain karnaval berjalan dengan pakaian mewan dan berlakan berputar di Vensia.

"Yang paling menarik bagi saya justru kesunyian karnaval. Anda bisa mendengar musik selama karnaval, orang-orang bersenang dalam balutan kabut Venesia. Sungguh magis," ujar Chiara Ragazoon, pengunjung karnaval.

Karnaval bisanya menyumbang sekitar 40 persen dari pendapatan penjual kostum dan topeng perajin. Namun sekarang, keadaannya sungguh menyedihkan.

"Kami tidak mencoba menghasilkan uang, kami hanya ingin bertahan hidup," ujar pengelola toko kostum di Venesia.




(bnl/ddn)

Hide Ads