Setahun Corona di Indonesia, Hotel di Bali Berlumut dan Efeknya pada Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Setahun Corona di Indonesia, Hotel di Bali Berlumut dan Efeknya pada Wisata

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 02 Mar 2021 15:40 WIB
Ilustrasi Survivor Corona detikX
Ilustrasi pandemi Corona sudah setahun melanda Indonesia Foto: Ilustrator: Edi Wahyono
Jakarta -

Sudah setahun pandemi COVID-19 di Indonesia. Efek buruknya bagi dunia pariwisata sudah terlihat sejak virus ini pertama kali masuk ke Indonesia.

Terhitung sejak 2 Maret 2020, sudah 1 tahun lamanya pandemi virus Corona terjadi di Indonesia. Tentu kita berharap cukup 1 tahun saja pandemi ini berlangsung di Indonesia dan jangan lebih panjang lagi.

Selama 1 tahun pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia, sudah banyak efek buruknya bagi dunia pariwisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikTravel, Selasa (2/3/2021), inilah beberapa efek buruk pandemi Corona bagi dunia pariwisata dalam setahun terakhir:

Puluhan Ribu Penerbangan Dibatalkan

Dunia penerbangan jadi yang paling telak dihantam pandemi Corona. Sebanyak 12.703 penerbangan periode Januari-Februari 2020 harus dibatalkan gegara virus Corona. Jumlah penerbangan itu baru penerbangan yang melalui bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I di 15 bandara.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi merinci, penerbangan yang dibatalkan terdiri dari 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.

"Dari data statistik kita Januari-Februari saja di 15 bandara yang dikelola AP I ada sekitar 12.703 penerbangan yang di-cancel," katanya di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (6/3/2020).

Ribuan Hotel di Indonesia Tutup

Sektor perhotelan menjadi salah satu yang terdampak paling hebat akibat pandemi Corona. Menurut data PHRI per 1 April 2020, sebanyak 1.139 hotel telah tutup dan 1.174 hotel tutup dengan mengenakan cuti atau PHK terhadap karyawannya.

"Saya yakin masih lebih banyak dari itu. Itu kita collect (mengumpulkan) datanya melalui Badan Pimpinan Daerah seluruh Indonesia jadi setiap hari mereka update (memperbarui) data terus jika ada yang tutup lagi. Ada daerah-daerah yang kabupaten/kotanya cukup besar jadi nggak mudah juga (mendata). Kita kan kontaknya langsung yang di provinsi, " kata Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran kepada detikcom, Sabtu (4/4/2020).

Tutupnya hotel itu karena pihak hotel sudah tidak mampu lagi membayar biaya utilitas seperti listrik dan gas serta gaji karyawan.

"(Tutup) karena revenue (pendapatan) yang masuk sudah tidak cocok lagi dengan biaya operasionalnya," ujar Maulana.

Selanjutnya: Ribuan Pekerja Pariwisata Dirumahkan

Ribuan Pekerja Pariwisata Dirumahkan

Mewabahnya COVID-19 berdampak pada lesunya sektor pariwisata. Ada puluhan ribu tenaga kerja yang terdampak. Puluhan ribu karyawan dirumahkan di Yogya.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Rahardjo mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap 15 jenis usaha pariwisata. Dari pendataan tersebut terkumpul 776 usaha jasa pariwisata baik dalam bentuk formal maupun informal yang terdampak wabah COVID-19.

"Kalau dari tenaga kerja yang terdampak, dari 776 jasa usaha itu ada 29.463 tenaga kerja yang terdampak, itu se-DIY. Terus untuk yang dirumahkan itu separuhnya, jadi sekitar 15 ribu pekerja," katanya kepada detikcom, Selasa (21/4/2020).

Selain itu, ribuan karyawan di industri wisata arung jeram telah dirumahkan. Sebab, tak ada lagi wisatawan di tengah masa pandemi virus Corona.

"Perkiraan kami sekitar 7.804 karyawan (dirumahkan) berdasarkan survei online terhadap 50 operator dari 16 provinsi," kata Ketua FAJI, Amalia Yunita, ketika dihubungi detikcom.

Di Jawa Barat juga sama. Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik, menyebut data per Tanggal 16 April 2020, terdapat 2.768 usaha pariwisata di wilayahnya yang tutup. Imbasnya, puluhan ribu tenaga kerja pariwisata kehilangan mata pencaharian.

"Ada 2768 usaha pariwisata yang terdiri dari destinasi wisata, hotel, dan ekraf (ekonomi kreatif) yang sudah tutup dengan sumber daya manusia pariwisata di Jabar sekitar 33.084 tenaga pariwisata yang terkena dampak," kata Dedi kepada detikcom, Sabtu (18/4/2020).

Indonesia Kehilangan Devisa Ratusan Triliun

Dampak virus Corona begitu terasa dalam pariwisata. Kehilangan devisa ratusan triliun pun harus direlakan.

"Terkait angka kerugian, devisa dari sektor wisata tahun ini diperkirakan hilang sampai separuhnya dari tahun lalu. Hal ini dikarenakan kunjungan wisman yang juga menurun. Untuk angka kerugian pasti, sedang dihitung," ujar Agustini Rahayu, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kepada detikcom.

Selanjutnya: Hotel di Kuta Penuh Lumut

Hotel di Kuta Kolam Renangnya Penuh Lumut, Lobi Berantakan

Salah satu warga Perth, Jack Ahearn, yang terjebak di Bali selama pandemi COVID-19, menunjukkan situasi hotel dan jalanan di Pantai Kuta lewat Facebook-nya.

Dalam video itu tampak kolam renang hotel mewah berubah menjadi hijau oleh lumut dan dipenuhi dengan sampah. Bagian lobinya juga tak terurus, hancur dan berantakan.

Ahearn menyebut Bali bukan lagi tempat yang sama ketimbang periode sebelum Februari 2020. "Setiap minggu tanda-tanda bangunan yang dijual, untuk tanda sewa, bisnis dan bangunan kosong terus bertambah. Itu gila," kata Ahern.

Viral Karyawan Hotel di Surabaya Pasang Spanduk Minta Bantuan

"Menerima bantuan sembalo dll, karyawan terdampak," bunyi spanduk di depan sebuah hotel di Surabaya.

Di tengah pandemi Corona, sejumlah hotel di Indonesia memang berjuang keras untuk tetap bertahan. Namun, Hotel Garden Palace Surabaya ini termasuk yang ikut dihantam keras pandemi sampai-sampai karyawan mereka harus menulis spanduk meminta bantuan.

Arif Harianto, salah satu karyawan mengatakan pihak hotel tidak memberi kejelasan gaji pada mereka sejak bulan Maret 2020. Dirinya bersama 60 karyawan lain memajang poster dengan tulisan 'Menerima bantuan sembako dll. Karyawan terdampak' yang sempat viral di Twitter.

"Kita terpaksa memasang spanduk dan poster itu. Karena hotel tidak memberi kejelasan. Gaji dari April sampai sekarang belum terbayarkan. Maret saja baru terbayarkan tanggal 1 Oktober kemarin. Untuk bertahan, kadang kita diberi sumbangan oleh pengunjung hotel. Ada juga donatur dari gereja," terangnya.

Banyak Hotel Dijual

Sektor perhotelan dan restoran mengalami kerugian besar akibat pandemi virus Corona yang sudah berlangsung selama setahun. Sebagian malah sudah ada yang dijual atau berganti kepemilikan.

Beberapa pengusaha perhotelan memilih menjual hotelnya ke pihak lain. "Yang dijual sudah banyak, harganya juga diskon. Soal berapa hotel yang dijual, saya belum melakukan pendataan secara akurat, tapi kita bisa melihat di macam-macam publikasi, banyak hotel yang mulai dijual," ujar Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/1/2021).

Jika kondisi pandemi yang mencekik keuangan hotel ini terus berlanjut, maka keberlangsungan hotel akan tergantung pada kemampuan atau kapasitas hotel sendiri.

"Yang jelas hotel yang jumlah kamarnya lebih banyak lebih berat dibanding hotel yang sedikit, bisa saja dalam bulan-bulan ini ada hotel yang tutup. Kalau 2-3 bulan tidak ada perbaikan akan semakin sulit di industri hotel dan restoran. Restoran itu sudah mengeluh kalau dibatasi 25 persen, untuk sewa tempat saja sudah tidak bisa terpenuhi. Tutup saja sekalian, bahasanya sudah seperti itu," pungkasnya.


Hide Ads