Beginilah sejarah kedatangan orang Jawa di Pulau Papua, khususnya di Merauke. Mereka datang di masa kolonialisme.
Pada 1889 kolonial Inggris di Port Moresby sangat terganggu karena wilayahnya sering diserang oleh Suku Marind-anim dari Merauke. Inggris selanjutnya meminta Belanda untuk menjaga wilayah perbatasannya.
Belanda kemudian mendirikan pos militer di Merauke pada 14 Februari 1902. Bangunan ini untuk mencegah serangan oleh Marind-anim ke negara tetangga British New Guinea dan Kepulauan Selat Torres barat laut (Boigu, Dauan dan Saibai).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada waktu itu tentara dan pegawai pemerintah Belanda yang ditempatkan di Merauke sering kekurangan bahan makanan. Mereka sangat tergantung pada kiriman beras dari Jawa yang jadwal kedatangannya tidak tentu.
Untuk mengatasi hal tersebut, Belanda waktu itu menilai Merauke, Papua memiliki dataran rendah luas dengan Sungai Maro yang airnya melimpah cocok untuk lahan sawah pertanian padi.
Maka melalui program kolonisasi atau transmigrasi maka pada 1905, pemerintah Belanda menjadikan Merauke sebagai lumbung beras. Belanda mencetak seribu hektar sawah dengan mendatangkan petani dari Jawa.
Inilah yang menjadi awal mula kehadiran komunitas orang Jawa di Merauke. Selanjutnya pada 1908, Belanda mendatangkan lagi transmigran Jawa untuk ditempatkan di Kuprik.
Transmigran Jawa yang datang pada 1910 ditempatkan di Spadem dan Mopah lama. Transmigran Jawa ini kemudian beranak-pinak dan melahirkan keturunan yang lahir dan besar di Merauke.
Keturunan komunitas orang Jawa ini kemudian dikenal sebagai Jamer atau orang Jawa kelahiran Merauke.
Jika komunitas orang Jawa di Suriname dan Kaledonia Baru fasih berbahasa Jawa, komunitas Jamer di Papua ini kebanyakan tidak bisa berbahasa Jawa.
Meski komunitas Jamer kebanyakan berbahasa Indonesia, mereka masih memakai nama-nama Jawa.
Begitu juga, kuliner khas Jawa mudah dijumpai di Merauke yaitu dawet, tempe bacem, tempe mendoan, cendol, tape, saoto (soto), bakmi, pecel, sego berkat, gethuk telo, cenil, lemet, timus, onde-onde, dan berbagai macam peyek.
Selain berita sejarah kehadiran orang Jawa di Papua, detikTravel juga diramaikan oleh berita-berita menarik lainnya. Yuk, dibaca lagi.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum