Kuta Tidak Termasuk Zona Free Covid Corridor, Pekerja Wisata: Kok Bisa Sih?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kuta Tidak Termasuk Zona Free Covid Corridor, Pekerja Wisata: Kok Bisa Sih?

Made Elisa Intan Apsari - detikTravel
Jumat, 26 Mar 2021 12:41 WIB
Suasana Kuta yang senyap
Kuta senyap selama pandemi virus Corona. (Made Elisa Intan Apsari/detikTravel)
Kuta -

Kuta di Bali sebagai "kampung turis" tidak dimasukkan ke dalam zona FCC (Free Covid Corridor). Menjadi polemik.

Pulau Dewata Bali berancang-ancang untuk membuka kembali pariwisata untuk turis asing seiring dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Bali. Gubernur Bali Wayan Koster juga menetapkan tiga zona FCC (Free Covid Corridor), yaitu Ubud, Sanur, dan Nusa Dua. Di kawasan itulah turis asing nantinya bisa plesiran.

Keputusan Koster cuma menetapkan tiga kawasan sebagai zona FCC menjadi pro dan kontra warga Kuta. Sebab, Kuta dinilai menjadi jantung aktivitas turis sebelum pandemi virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Made Wandana, seorang sopir yang biasa melayani wisatawan hotel di Kuta, salah satu yang menyayangkan keputusan itu. Dia menilai seharusnya Kuta justru menjadi prioritas sebagai zona FCC.

"Jika seperti ini rasanya seperti dianaktirikan ya, karena tidak bisa mencari makan untuk keluarga, sedangkan kita bergantung pada sektor pariwisata. Dahulu sebelum Covid-19, saya bisa mendapatkan tamu setiap harinya. Tapi, selama 2020 kemarin saya hanya mendapat satu tamu. Itu pun Desember saat Tahun Baru. Padahal biasanya saat high season bisa dapat lebih dari 1 tamu," kata Made Wandana.

ADVERTISEMENT
Suasana Kuta yang senyapSuasana Kuta yang senyap Foto: Made Elisa Intan Apsari/detikTravel

Nyoman Meliasih, pemilik Art Shop di Kuta mengatakan bahwa pendapatannya benar-benar anjlok selama setahun ini.

"Sebagai pemilik art shop saya benar-benar merasakan pukulan telak pada bisnis saya. Bagaimana tidak, saya buka dari jam 12.00 hingga 18.00 selama pandemi, namun belum tentu ada pengunjung yang berbelanja," kata Meliasih.

"Biaya operasional toko saya mungkin lebih besar dari omzet yang saya dapatan selama setahun ini. Omzet saya benar benar jatuh sekali kali ini bahkan melebihi efek bom Bali 2002 silam," dia menambahkan.

Ia berharap agar pandemi Covid-19 dapat segera berlalu agar pemulihan ekonomi dapat pulih kembali.

Selama setahun terakhir, Kuta memang mati suri. Banyak toko-toko, restoran, hingga hotel yang tutup karena sepinya wisatawan yang berkunjung ke Kuta.

Jika dahulu Kuta dikatakan daerah yang tidak pernah tertidur karena kebisingannya selama 24 Jam penuh, sekarang suasana Kuta berbalik 90 derajat. Kuta seperti sedang melaksanakan Nyepi setiap harinya, saking lengangnya.




(fem/fem)

Hide Ads