Semua hewan ini sudah punah di alam liar. Namun, para ilmuwan berhasil mengembangbiakkan dan membawanya kembali.
Contoh hewan yang sudah punah semua di alam liar itu adalah serigala merah Carolina Utara, berang-berang Eurasia, dan kuda Przewalski.
Diberitakan CNN, mereka semua kembali berkat program reintroduksi para ilmuwan. Ilmuwan konservasi menggunakan translokasi dan penangkaran untuk membangun kembali populasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memperkenalkan kembali hewan yang punah di alam liar ke wilayah asalnya dapat menjadi keuntungan ganda. Pertama, membantu memulihkan ekosistem yang terdegradasi, serta meningkatkan jumlah populasi.
Tetapi melepaskan spesies di alam liar adalah tindakan penyeimbangan yang berbahaya. Reintroduksi sering memakan waktu bertahun-tahun dan melibatkan banyak fase.
Natasha Robinson, seorang ahli ekologi di Australian National University, menjelaskannya. Dia memang berfokus kepada satwa liar yang terancam.
Sebelum membawa kembali spesies, konservasionis harus mengevaluasi tingkat ancaman, baik ke dan dari hewan yang dilepas.
Lalu, dievaluasi pula peran yang dimainkannya dalam ekosistem itu. Di tempat-tempat di mana populasi liar baru saja dirinya punah, ada peluang sukses yang lebih baik.
![]() |
Baca juga: Badak Terbang Terbalik, Cara Angkut Terbaik? |
"Semakin sedikit waktu yang berlalu, semakin besar kemungkinan lingkungannya masih sama dengan saat spesies punah," katanya.
Hewan yang dilepasliarkan dapat berdampak positif pada habitatnya nanti. Tapi seberapa cepat hal ini terjadi tergantung pada jenis hewan dan seberapa rusak lingkungannya.
Herbivora dapat membuat perubahan signifikan relatif cepat. Misalnya, bandicoot, marsupial kecil seperti tikus, akan menggali dan mendistribusikan kembali kompos yang mudah terbakar.
![]() |
Dedaunan kering akan disebar dan dapat mengurangi risiko kebakaran hutan. Serta, mereka dapat meningkatkan pergantian tanah dan meningkatkan pertumbuhan bibit.
Predator cenderung diperkenalkan kembali secara perlahan dan penuh kehati-hatian. Meskipun dapat berguna untuk mengendalikan spesies hama, ahli konservasi harus memastikan bahwa mereka tidak memburu atau mengancam hewan rentan lainnya.
Sebuah studi tahun 2020 menyoroti reintroduksi spesies sebagai salah satu cara paling efektif untuk menyelamatkan hewan yang terancam punah. Tanpa proyek ini, spesies seperti kuda Przewalski dan rel di Guam hampir pasti punah di alam liar.
Studi tersebut memperkirakan bahwa tindakan konservasi antara 1993 dan 2020 menyelamatkan hingga 48 spesies burung dan mamalia dari kepunahan. Tingkat kepunahan akan berlangsung hingga tiga-empat kali lebih tinggi, selama periode itu, tanpa upaya tersebut.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol