Pemerintah mengeluarkan larangan mudik mulai 6-17 Mei 2021. Ketentuan ini ditegaskan sebagai upaya pencegahan lonjakan penularan virus Corona.
Akhir-akhir ini, India menjadi sorotan karena kasus Coronanya yang begitu melonjak tinggi bahkan disebut mengalami 'Tsunami COVID-19'. Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian menyebut pencegahan mudik dilakukan agar Indonesia tidak mengalami kejadian seperti di India.
"Makanya kita minta masyarakat bisa memahami dan memetik pelajaran dari kasus yang terjadi di India sehingga tidak terjadi di Indonesia," kata Tito saat memberi pengarahan pada jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram pada Sabtu (24/4), dikutip dari CNNIndonesia.com, Senin (26/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum kasus COVID-19 melonjak drastis di India, penduduk setempat mengadakan perayaan Kumb Mela yang merupakan ritual penting bagi umat Hindu di India. Dengan jumlah tak sedikit, mereka beramai-ramai mengikuti ritual di Sungai Gangga tanpa menerapkan protokol kesehatan.
"Belum lagi stadion di mana-mana penuh, penontonnya tanpa memakai masker. Sehingga apa yang terjadi di India kita bisa saksikan saat ini. Belum lagi ditambah adanya varian baru COVID-19 yang berasal dari India," ujar Tito.
Tito kemudian mengingatkan saat India menggelar pemilihan kepala daerah di lima negara bagian yang memicu kerumunan massa tanpa protokol kesehatan. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk bercermin dari peristiwa tersebut. Ia meminta agar larangan mudik Lebaran kali ini dipatuhi.
"Kita jangan sampai seperti di India. Kenapa? Karena mereka euforia, lupa menaati protokol kesehatan, berkerumun, tidak pakai masker, dan tidak menjaga jarak," ungkap Tito.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan