Waktu menunjukkan empat hari jelang larangan mudik. Di masa pengetatan, redaksi detikcom menjajal mobil travel dari Semarang menuju Jakarta.
Begini suasana perjalanannya.
Dalam perjalanan Semarang-Jakarta ini kami menggunakan salah satu travel penyedia mobil shuttle. Sebelumnya, untuk menuju ke Semarang, kami sudah menjajal armada bus besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana begitu berbeda kami rasakan. Karena, hanya kami seorang yang diangkut kendaraan ke Jakarta ini.
Keadaan itu berbanding terbalik ketika melakukan pantauan Jakarta-Semarang beberapa hari lalu. Saat itu, semua kursi berjumlah sekitar 50 telah dipenuhi penumpang.
Kembali ke perjalanan Semarang-Jakarta, kendaraan yang kami tumpangi berupa shuttle yang bisa membawa 9 orang dalam sekali jalan. Perusahaan travel ini juga sudah meniadakan kursi tengahnya.
Jadi, kami hanya bersama pengemudi selama perjalanan Semarang-Jakarta. Selebihnya, hanya ada beberapa paket yang membuat perusahaan tak terlalu merugi.
Menurut penuturan pengemudi, di masa menjelang larangan mudik, lebih banyak penumpang dari Jakarta daripada Semarang. Namun, di masa awal ramadhan, perjalanan terbilang ramai ke kedua destinasi ini.
"Tergantung situasi, tapi kalau untuk sekarang lebih banyak penumpang dari Jakarta. Tapi kemarin di waktu awal puasa saya bolak-balik selalu penuh," kata pengemudi.
Pengemudi ini mengaku tak ada yang berubah selama masa pengetatan larangan mudik. Ia yang selalu mengikuti perkembangan jalanan lewat berita sempat kaget di kala ada isu penutupan jalan.
"Sempat kemarin kan ada isu penutupan atau penyekatan jalan tol. Tapi saya tetap jalan saja nggak ada apa-apa," tegas dia.
Tiket travel perjalanan Semarang-Jakarta yang kami beli belum ada peningkatan meski sudah ada di masa pengetatan larangan mudik. Dengan tiket Rp 200.000 kami mendapat air minum botol dan turun sekali di rest area untuk berbuka puasa dan salat.
Karena penumpangnya hanya kami saja, pengemudi travel pun lebih merasa fleksibel dan mau menurunkan penumpang di kawasan Mampang Prapatan dari rute semula Semarang-Tebet, Jakarta.
Jadi, kami menempuh perjalanan Semarang-Jakarta dari pukul 17.00 sampai 22.30. Selama perjalanan di masa pengetatan larangan mudik kami tidak merasakan aturan pengetatan yang telah disiarkan oleh pemerintah.
Sebagai tambahan, travel yang kami tumpangi juga sudah melaksanakan protokol kesehatan di pool dan mobilnya. Mobilnya sendiri sudah disekat antara kabin pengemudi dan penumpang, meski di samping pengemudi juga bisa dipesan oleh penumpang.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol