PO SAN sudah menginjak umur lebih dari tiga dekade di tahun ini. Perjalanannya diawali dari adu otot hingga kini ke teknologi.
Haji Hasanuddin Adnan, Komisaris Utama PT. SAN Putra Sejahtera (PO. SAN) menceritakan perjalanan awal perusahaannya itu. Kata dia, banyak perubahan dalam bahtera bisnisnya itu.
"PO SAN di tahun ini menginjak umur ke-32. Banyak pengalaman yang kita dapatkan yang mewajibkan kita untuk berubah," kata Haji Hasan beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu masih zamannya, maaf, kalau penumpang itu kan sering rebutan. Kemudian kita harus pakai otot," dia menambahkan.
Ia menjelaskan alasan pengusaha bus harus menggunakan otot di kala mencari pelanggan. Jika tidak demikian, perusahaan otobusnya bisa semakin ditinggal penumpang.
"Kalau saya jadi bos nggak berani berhadapan sama orang, nggak berani nantang orang, saya akan tenggelam. Itu dulu. Tapi zaman terus berubah," dia menjelaskan.
Di umurnya yang sudah senja, Haji Hasan mengaku sudah mengalami tiga masa. Kini, ia harus membimbing penerus di PO SAN agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
"Jadi saya ini, sekarang sudah berumur lebih dari 70 tahun, sudah mengalami tiga masa. Masa yang mengurus bus itu dengan otot, masa transisi yang belum jelas ketentuannya apa, sampai memasuki masa teknologi saat ini," Hasan menguraikan.
"Kita menjual semua sudah online, kemudian bus kita dilengkapi peralatan GPS dan teknologi digital. Di era pandemi kita melengkapi keamanan dan kenyamanan penumpang sudah sangat canggih," dia menambahkan.
"Tiga masa itu saya lalui. Sekarang saya mempersiapkan generasi kedua, supaya saatnya saya sudah jenuh dan lengser," kata dia lagi.
Seharusnya, Haji Hasan sudah duduk manis melihat anak-anaknya bekerja. Namun, masa pandemi Corona membuatnya harus tetap di posisi semula dan melakukan pengawasan ekstra.
"Seharusnya tahun kemarin saya sudah harus lengser. Tapi karena ada pandemi ini saya tetap mendampingi anak-anak," kata dia.
Lebih lanjut, Haji Hasan menyebut bahwa seorang pengusaha bus itu memegang amanah yang besar. Mengoperasikan bus tak berbeda dengan memiliki pesawat terbang.
"Bukannya mudah, pengusaha bus itu memegang amanah besar. Bus itu tidak ada bedanya dengan pesawat, karena yang diangkut kan nyawa orang," dia menjelaskan.
"Jadi PO itu bukan hanya bisnis semata, tapi ada tanggung jawab moral di situ. Bus harus dirawat dengan baik, maintenance harus benar, kita harus menggunakan sparepart original tidak boleh coba-coba," ujar pendiri PO SAN itu.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan