Ada berapa perusahaan otobus yang mengoperasikan trayek dari Jawa dan Sumatera atau sebaliknya. Tak hanya itu, travel gelap pun ikut meramaikan jalur ini.
Kurnia Lesani Adnan, direktur utama PT. SAN Putra Sejahtera (PO SAN), menjelaskan persebaran PO yang jadi pesaingnya. Kata dia, kebanyakan PO Jawa lebih memilih jalur ke Riau.
"Banyak. Kalau di Riau lebih banyak dimasuki PO dari Jawa, ada Handoyo Group, Lorena, Prayogo, Sumba Putra, selebihnya diserang mobil nggak jelas. Mobil plat BM yang ke Jawa cuma SAN, lainnya AKDP dan jarak dekat," kata Sani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Bengkulu ada empat PO, SAN, Putra Rafflesia, Citra Sekar Harum, dan Putra Simas. Kami solid berempat ini. Kita berkomunikasi dengan baik. Kalau ada apa-apa disepakati bersama. Orang luar mau masuk akan mikir," dia menambahkan.
Meski jalurnya ramai dimasuki travel gelap PO SAN mengklaim masih diminati para penumpang. Sebab, perusahaan ini sudah dipercaya pelayanannya, bukan hanya karena armada baru.
"Hari ini kita buktikan dari Maret kemarin okupansi kita 100% terus. Mereka masih ada kadang nggak berangkat, kadang loss, okupansi 50% karena orang sudah tahu pelayanan kami bukan cuma mampu mobil baru," Sani menegaskan.
"Kan relatif PO bakal ngetop jika punya mobil baru. Tapi, kalau sudah lama mau diapain?," dia menambahkan.
Ya, PO SAN juga masih mempunyai bus dengan tahun lama dan belum up to date. Umurnya sudah mencapai lebih dari 10 tahun sampai hari ini.
"Boleh dilihat dalam setahun berapa kali mobil PO SAN itu mogok di jalan. Saya bilang bukan tidak ada. Tapi kecil sekali angkanya," kata Sani.
"Artinya keadaan kendaraan, skill pengemudi, perawatan, semua kami maintain dengan baik," Sani menjelaskan.
Bagaimana peta persaingan PO dengan layanan Jawa-Sumatera?
"Saya tidak bilang sengit. Tapi memang yang namanya kita berusaha itu kita harus sepakat harus bersaing," ujar Sani.
"Namun persaingan itu, menurut saya, ini menurut saya lho ya, kita harus tahu posisi kita ada di mana," dia menambahkan.
"Itu tadi saya bilang nge-building market. If you can to be a pioneer and a leader, you have more opportunity for survive. Everywhere," dia menjelaskan.
Oleh karena hal di atas, PO SAN merasa tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan PO-PO lain. Setelah menjadi pemimpin, kini mereka fokus dengan posisinya itu.
"Kalau hanya follower, itu tadi, sering di balapan ngikutin yang depan, dan terkecoh bisa nyemplung di tikungan. Kalau saya pribadi lebih suka menjadi leader atau pioneer karena PO SAN tertantang untuk selalu melakukan sesuatu dan diikuti orang lain," sani menegaskan.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol