Beberapa hari ini maskapai Garuda Indonesia diterpa beberapa isu untuk efisiensi perusahaan mulai dari pensiun dini untuk karyawan sampai pengurangan komisaris untuk efisiensi. Berikut tanggapan Dirut Garuda, Irfan Setiaputra.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bakal memangkas jumlah komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dari lima menjadi hanya dua hingga tiga orang. Hal tersebut ia sampaikan menanggapi surat Anggota Dewan Komisaris Garuda, Peter Gontha, yang meminta gajinya ditangguhkan hingga rapat umum pemegang saham (RUPS).
Menurut Erick, pengurangan jumlah komisaris juga merupakan bagian dari efisiensi agar perusahaan dapat keluar dari masalah keuangan. Jika tak ada aral melintang, rencana itu bakal dieksekusi dalam dua pekan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan lakukan sesegera mungkin, kasih kami waktu dua minggu lah, ada RUPS-nya tapi, mesti berdasarkan RUPS, nanti kami kecilkan jumlah komisaris," ujarnya di Kementerian BUMN, Rabu (2/6) lalu seperti dikutip detikTravel dari CNNIndonesia.
Terkait hal itu, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku tak ingin banyak berkomentar. Ia pun menyerahkan semuanya pada para pemegang saham.
"Kalau pada level jajaran direksi komisaris itu pertanyaan yang harus diajukan pada pemegang saham ya, jadi saya tidaklah dalam kapasitas untuk mengomentari itu, karena saya nggak bisa ngapa-ngapain kan soal itu," ujar Irfan saat ditemui detikTravel di Hotel Westin usai acara bincang-bincang kerjasama dengan Hotel Marriott, Kamis malam (3/6/2021).
Isu pengurangan komisaris itu disebut berawal dari kabar ekonomi plat merah itu yang disebut sedang turun drastis akibat pandemi dan hal lainnya. Hanya bicara efisiensi, berbagai upaya disebut Irfan telah dilakukan Garuda Indonesia sejak tahun lalu.
"Cuma satu dari sekian banyak aktifitas yang kita lakukan dari mulai pandemi orang suka lupa, dari tahun lalu kita sudah melakukan banyak hal. Kita sudah lepas 2000 karyawan tahun lalu dan nggak banyak yang ribut kan? Saya nggak tahu hari ini karena rekaman yang beredar jadi heboh ke mana-mana. Which is saya menyesali tapi kan saya nggak bisa berbuat apa-apa soal begini," ujarnya.
Irfan juga bicara soal ramai program pensiun dini yang ditawarkan untuk para pegawai Garuda Indonesia. Di mana ia merasa sentimen publik terlalu berlebihan.
"Padahal yang kita lakukan, kita nawarin pensiun dini terus tiba jadi heboh soal kerugian segala macam sampai DPR ke mana-mana terus banyak orang yang memberi pendapat, pantes atau nggak saya nggak mau komentarin lewat banyak media," jelasnya.
Menurutnya, program pensiun dini yang ditawarkan oleh pihaknya merupakan solusi yang disebutnya pilihan terbaik saat ini. Tentu lebih baik dari keputusan untuk mem-PHK karyawan semata.
"Kita punya pilihan dan kayak gini-gini kita bisa PHK, kita bisa rumahkan orang, tapi dalam kondisi kekinian kita harus cari cara yang paling nyaman karena apa? Saya yakin di Garuda banyak banget orang yang mau berkorban, ya sudah lah saya umur 50 tahun tinggal berapa tahun lagi saya ambil lah. Saya lakukan sesuatu yang dalam hidup saya pernah bermimpi saya ingin lakukan itu habis pensiun dapat duit, hal-hal seperti itulah yang kami mau lakukan," tutupnya.
![]() |
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!