Pemerintah terus menggodok kebijakan Work From Bali. Saat ini, prosesnya sudah di tahap finalisasi dan kemungkinan terlaksana pada kuartal ketiga.
"Kebijakan Work From Bali (WFB) yang dikoordinir oleh Kemenko Marves masih dalam tahap finalisasi dan semoga pada kuartal ketiga kita bisa merealisasikan kebijakan ini," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam temu wartawan mingguan, Senin (7/6/2021).
"Work From Bali diperkirakan dapat meningkatkan angka keterhunian hotel hingga 30 persen," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kuartal pertama tahun 2021, Kemenparekraf telah melakukan kegiatan Work From Bali. Sandi mengatakan bahwa telah melihat kunjungan wisatawan ke Bali meningkat tiga kali lipat, dari 2.000-2.500 menjadi 7.000-7.500.
"Data BPS terkait Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali, menunjukkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2021 tercatat sebesar 10,09 persen, turun 0,15 dibandingkan TPK bulan Maret 2021 month to month yang tercatat sebesar 10,24 persen," urai dia.
Lebih lanjut, rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali bulan April 2021 tercatat 2,15 hari. Persentase ini naik 0,04 poin dibandingkan dengan capaian bulan Maret 2021 month to month yang tercatat 2,11 hari.
"Melalui kebijakan WFB yang tengah dijalankan pemerintah untuk mendorong ASN serta pihak swasta berkegiatan di Bali diharapkan semakin meningkatkan jumlah keterisian kamar serta lama tinggal wisatawan. Sehingga, nantinya bisa menghadirkan multiplier effect kepada produk-produk ekonomi kreatif dan UMKM seperti kuliner, suvenir maupun fesyen dan juga kegiatan ekonomi masyarakat lainnya hingga 70 persen," kata dia.
"Kita menginginkan kebijakan WFB ini dapat terus meningkatkan kunjungan. Sehingga dapat mengoptimalkan pemulihan sektor pariwisata dan transformasi Bali yang sebelumnya mengalami penurunan secara signifikan karena terdampak adanya pandemi COVID-19," imbuh dia.
"Kita juga inginkan dari pentahelix yang lain dari institusi pendidikan, usaha, maupun dari masyarakat secara luas dan media juga bisa ikut WFB," terang dia lagi.
Pada akhirnya, Work From Bali ini adalah salah satu kebijakan untuk memulihkan pariwisata Indonesia, yang digarap dengan tidak asal-asalan, karena membutuhkan fasilitas dan kondisi yang mumpuni untuk pengunjung bisa tetap bekerja tanpa hambatan.
Saat ini kebijakan WFB yang ditetapkan Kemenkomarves masih untuk daerah Nusa Dua Bali. Pemilihan Nusa Dua karena daerah tersebut telah ditetapkan sebagai green zone oleh Pemrov setempat.
"Nusa Dua juga dipilih untuk Work From Bali karena visitor management yang telah berjalan dengan baik, sehingga memudahkan untuk melakukan pengawasan terutama dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Juga didorong dengan infrastruktur telekomunikasi dan internet yang menopang," ujar Sandi.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol