Pandemi COVID-19 mengubah banyak hal di industri pariwisata. Termasuk untuk urusan travel mart.
Perubahan akibat COVID-19 itu juga terjadi pada TTC Travel Mart yang digelar pada hari Senin (7/6) kemarin di Redtop Hotel, Pecenongan Jakarta. Dikutip detikTravel dari siaran persnya, Rabu (9/6/2021), acara travel mart yang digelar semi hybrid itu menjadi embrio baru bagi TTC Travel Mart dalam menatap optimisme bisnis yang telah memasuki tahun ke-33 penyelenggaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tedjo Iskandar selaku Founder TTC Network (penyelenggara TTC Travel Mart) mengatakan, TTC Travel Mart Semi Virtual adalah cara dirinya dalam memberikan definisi format event yang tepat untuk mempertemukan para sellers dan buyers di masa pandemi.
"Konsep hybrid yang lazim untuk mendefinisikan event yang diselenggarakan secara luring dan daring menurutnya masih kurang tepat baginya," ujar Tedjo. "TTC Travel Mart Semi Virtual cara pandang dan bahasa kami untuk memberi gambaran bagaimana sellers dan buyers dari berbagai negara dapat bertemu untuk deal business," tambahnya.
![]() |
Dan TTC Travel Mart Semi Virtual lanjut Tedjo, harus terselenggara. Sebab ini membuktikan eksistensi TTC Travel Mart itu masih ada, masih bertahan dan mampu berinovasi dalam kubangan pandemi COVID-19 yang entah sampai kapan berakhir.
"Semenjak tahun awal pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, TTC Travel Mart tahun 2020 pun urung terselenggara di 2 kota besar di Indonesia. Di masa anjuran pemerintah untuk di rumah saja, ia membuat formulasi bagaimana klien potensial mereka tetap berbisnis. Dan TTC Travel Mart Semi Virtual inilah jawabannya," urai Tedjo.
Pengetatan Protokol Kesehatan
Segala aspek dan lini adaptasi pandemi COVID-19 dipelajari secara detail oleh TTC Travel Mart. Tidak hanya pengurangan kapasitas peserta pameran (sellers) yang ikut berpartisipasi dalam bursa wisata kali ini, ruang antar meja sellers pun berjarak sebagaimana anjuran pemerintah dan Satgas COVID-19. Protokol kesehatan seperti 3M benar-benar diadopsi dalam ruang ballroom yang biasanya berisikan lebih dari 100 peserta.
Pemangkasan jumlah peserta mengakibatkan hanya ada 18 meja sellers untuk bertemu dengan buyers-nya. Itu sebabnya, ruang ballroom terlihat lengang tidak seperti event-event sebelum COVID-19 menjadi mimpi buruk pelaku bisnis seperti dirinya.
![]() |
Sebelum masuk ke area pameran, TTC Travel Mart mengawal ketat baik sellers maupun buyers yang akan bertemu secara online dan offline dengan swab antigen tanpa terkecuali.
"Kami menyiapkan persyaratan ketat setiap peserta yang akan mengikuti event kali ini jauh-jauh hari. Agar sellers maupun buyers merasa aman dan nyaman," ungkap Tedjo.
Meskipun mengaku cuan berkurang, tapi Tedjo mengaku masih mampu menarik nafas lega. Sebab, ada 5 sellers baru yang terjaring dalam TTC Travel Mart Semi Virtual kali ini.
Ke 5 sellers baru tersebut di antaranya, Mediterranean Travel Expert, Lourdes Hotels dari Perancis, Gyeongnam dari Korea Selatan, Kitaspedia dan Baitul Agung Tour Expert dari Indonesia.
Beberapa sellers yang benar-benar melakoni niaga secara virtual di antaranya Jalan2 Paris, Lourdes Hotels dari Perancis, Magadh Travel & Tour dari India, serta Horas Tours dari Indonesia, selebihnya 14 sellers mencari peruntungan secara offline.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!